5 Orang Meninggal Dalam Kebaran Rumah Sakit di Bangladesh
JAKARTA
suluhsumatera : Sebanyak lima orang pasien meninggal dunia dalam kebakaran yang terjadi di unit isolasi rumah sakit terkemuka di Bangladesh.
Dikutip dari laman detikcom yang melansir AFP, Kamis (28/05/2020), kebakaran terjadi di lingkungan mewah Gulshan di Dhaka dan terjadi ketika negara itu menghadapi peningkatan jumlah kasus virus Corona.
Pejabat pemadam kebakaran, Kamrul Hasan, mengatakan kepada AFP, kebakaran dimulai ketika sebuah AC meledak di sebuah gudang milik Rumah Sakit Serikat.
"Tim pemadam kebakaran telah mengendalikan api dalam waktu sekitar satu jam. Lima orang tewas karena lemas karena kebakaran," kata Hasan.
Kobaran api dengan cepat melaju melalui unit tersebut karena adanya barang-barang yang mudah terbakar seperti pembersih, kata wakil komisaris polisi Dhaka Sudip Kumar Chakraborty kepada AFP.
"Tiga dari mereka yang telah meninggal adalah pasien Covid-19 dan dua lainnya adalah Covid-19 negatif," katanya.
Polisi mengatakan, kebakaran itu berasal pada pukul 9:48 malam waktu Bangladesh (1548 GMT) dan merambat ke unit isolasi, yang dibangun berdekatan dengan rumah sakit dalam beberapa pekan terakhir untuk merawat pasien yang diduga menderita virus Corona.
Seorang dokter di rumah sakit mengatakan kepada AFP, kepanikan mencengkeram pasien ketika api menyebar.
"Kami sudah sangat stres di tempat kerja dan api hanya menambah sakit kepala kami," katanya, berbicara dengan syarat anonim.
"Alhamdulillah mereka mengendalikan api sebelum mencapai rumah sakit utama. Jika tidak, itu akan menjadi bencana," tambahnya.
Pandemi Covid-19 makin memburuk di Bangladesh dalam beberapa minggu terakhir, dengan jumlah kematian mencapai 544 dan hampir 40.000 orang terinfeksi.
Pemerintah minggu ini memerintahkan sebagian besar rumah sakit milik pemerintah untuk merawat pasien Covid-19. Sebelumnya hanya segelintir rumah sakit umum dan swasta yang mengobati virus.
Para ahli kesehatan mengatakan jumlah kasus aktual dan kematian di Bangladesh kemungkinan jauh lebih tinggi, dan angka pemerintah terbatas karena tingkat pengujian yang rendah. (*)
Comments