Imunisasi dan ASI Eksklusif Penting Bentengi Anak dari Covid-19
MEDAN
suluhsumatera : Imunisasi dan asi eksklusif penting untuk menjaga imun tubuh anak dari penularan Covid-19.
Dikter anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara (Sumut), Inke Nadia Lubis mengatakan, jika tidak diberikan imunisasi, anak justru akan berisiko terkena Covid-19 dan berbagai penyakit lain yang lebih berbahaya seperti, difteri, campak, pertusis, tetanus, campak, dan lainnya.
Namun kata dia, saat ini sebagian besar masyarakat masih terfokus pada Covid-19 dan terkesan mengabaikan penyakit berbahaya lainnya.
Padahal lanjut dia, penyakit lain juga perlu diperhatikan, jangan sampai menyebabkan kematian pada anak seperti, difteri atau campak yang angka kematiannya jauh lebih tinggi.
"Kalau kita tidak imunisasi kemudian anaknya kena difteri atau campak atau tetanus kemungkinan meninggal lebih tinggi daripada pada saat mereka terkena Covid-19. Oleh sebab itu diperlukan imunisasi untuk pencegahannya," kata Inke saat talkshow virtual di Media Centre Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Rabu (15/07/2020).
Inke juga mengungkapkan, cakupan imunisasi di Sumut cukup rendah dibanding dengan provinsi lain.
Ditambah dengan pandemi Covid-19 ini sebut dia, kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan semakin menurun.
Dicontohkan di Jawa Timur, lantaran kunjungan fasilitas kesehatan menurun, penyakit difteri yang selama ini dapat dicegah dengan imunisasi kembali muncul.
"Jadi masalah kita itu bukan hanya Covid-19, tetapi penyakit-penyakit lain juga. Sedangkan rata-rata imunisasi ini mencegah penyakit menular, jadi begitu penyakit ini muncul dia akan cepat juga menularkan ke orang lain," papar Inke.
Apalagi Indonesia adalah negara tropis yang memiliki bermacam penyakit. Karena itu, imunisasi yang penting diberikan kepada anak antara lain, Bacille Calmette-Guérin (BCG) untuk mencegah tuberkulosis, vaksin difteri, pertusis tetanus (DPT), campak dan lain sebagainya.
Disebutkan, penundaan imunisasi hanya dilakukan pada anak yang terpapar positif Covid-19.
Menurutnya, imunisasi dapat ditunda selama 2 minggu. Selain itu, Inke menjamin bahwa imunisasi itu aman dan setiap fasilitas kesehatan baik itu Puskesmas maupun rumah sakit sudah memiliki protokol yang ketat menangani hal itu.
"Saya rasa saat ini semua fasilitas kesehatan sudah siap, tinggal masyarakat yang harus disiapkan bahwa imunisasi harus jalan. Kita menghindari kejadian luar biasa oleh penyakit lain setelah Covid ini," ujar Inke.
Begitu pula dengan ASI yang juga harus diberikan kepada bayi meski dalam situasi pandemi ini. ASI adalah sumber nutrisi penting yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
Menurut Inke, saat ini belum ada bukti bahwa virus Covid-19 terkandung dalam ASI. Namun ibu bayi harus selalu menjalankan protokol kesehatanya dan menjaga kebersihannya.
"Jadi ASI masih boleh diberikan. Hanya saja jika ibunya terinfeksi maka ASI tidak bisa diberikan langsung, jadi harus diberikan dengan beberapa cara misalnya dengan ASI perahan. Tapi jangan lupa jika ibunya itu positif, kita harus menjaga kebersihan ibu. Jadi sebelum memerah ASI, kita pastikan kebersihannya, setelah itu botol diberikan kepada orang yang tidak terpapar Covid-19 kepada bayi," ujar Inke.
93 Anak Terpapar Covid-19 di Sumut
Berdasarkan catatan IDAI Sumut, sedikitnya ada 93 kasus anak terkonfirmasi terpapar Covid-19 di Sumut. Sementara di Indonesia kata dia, sudah ada ribuan kasus anak yang terpapar.
Angka kejadian di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Sedangkan angka kematian anak di Sumut berjumlah empat konfirmasi.
Disampaikan juga, sampai saat ini belum ada bukti penularan kepada bayi dalam kandungan ibu yang positif Covid-19. Namun ada dua bayi lahir positif dari ibu Covid-19 dan kondisinya saat ini dalam keadaan baik.
"Alhamdulillah semuanya masih dalam keadaan baik, 2 kasus di Medan juga tidak ada komplikasi dan bayi sudah dipulangkan," tandasnya. (*)
Comments