Meriahkan HPN 2023, STIK-P dan LPDS Gelar Seminar Nasional Guna Memberikan Pemahaman Literasi Media
MEDAN
suluhsumatera : Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi "Pembangunan" (STIK-P) Medan bekerja sama dengan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), menggelar seminar nasional seputar literasi media, dengan tema "Cerdas Bermedia Sosial Langgam Pers untuk Bangsa Berkualitas", yang dilaksanakan di Aula Kampus STIK-P Medan, Kamis (2/2/2023).
Kegiatan ini diawali dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) dan pertukaran plakat antara Direktur Eksekutif LPDS, Hendrayana dan Ketua STIK-P Medan, Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP.
Selain seminar, kegiatan ini juga dirangkai dengan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
Pada seminar ini, para narasumber menyampaikan berbagai materi menarik, salah satunya Pemanfaatan Media Sosial dalam Kegiatan Belajar di STIK-P oleh Dr. Sakhyan Asmara, MSP.
Kemudian Rambu-rambu Hukum dan Etika sebagai Pengguna Media Sosial yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif LPDS, Hendrayana, SH, MH.
Paparan lainnya juga disampaikan oleh narasumber, Maskur Abdulah yang merupakan pengajar di LPDS yakni, Pemanfaatan Medsos untuk Branding dan Meningkatkan Portofolio.
Selain itu, paparan lain, Menyoroti Pemberitaan Media yang Cenderung Menerapkan Clickbait disampaikan oleh nara sumber, Maria D Andriana yang merupakan pengajar di LPDS serta paparan tentang Menelaah Informasi Medsos Menuju Pemilu Cerdas yang disampaikan oleh Priyambodo RH (LPDS).
Seminar ini, diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan dosen maupun wartawan yang ada di Sumatera Utara (Sumut) langsung maupun malalui Daring (Zoom).
Ketau STIK-P Medan, DR. H. Sakhyan Asmara, MSP mengatakan, civitas akademika STIK-P sangat bersyukur dengan terselenggaranya seminar nasional ini.
Mantan Deputi Menpora ini berterima kasih kepada LPDS dan pimpinan Yayasan Pendidikan Ani Idrus (YPAI), yang telah menjembatani agar seminar dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023 ini dapat terlaksana.
“Ini sangat bagus dan peserta banyak baik Luring maupun Daring, kegiatan ini juga dalam menyemarakkan HPN 2023, di mana Sumut jadi tuan rumah dan STIK-P Medan, diberi kepercayaan melaksanakan even besar ini,” kata Sakhyan.
Sementara, Direktur Eksekutif LPDS, Hendrayana dalam paparan, mengingatkan peserta agar memahami dan mengetahui rambu-rambu saat menggunakan di media sosial, karena sering sekali orang tidak memperhatikan hingga akhirnya tersandung hukum dan terjerat UU ITE.
“Kerena banyak sekali aturan hukum terutama UU ITE, agar menjadi perhatian bagi teman-teman untuk tidak boleh menyinggung, mencemarkan nama baik seseorang unsur SARA dan sebagainya, karena ini penting, dengan banyak kasus-kasus yang selama ini bermunculan, terkait dengan orang kurang bijak dalam memposting atau membuat konten, sesuatu yang bisa menimbulkan permasalahan hukum terutama untuk pencemaran nama baik, untuk hal ini harap dihindari, mari kita bijak dalam berinteraksi di media sosial,” papar Hendrayana.
Sementara itu, Priyambodo RH, yang merupakan pengajar di LPDS berbicara tentang menelaah media sosial menuju Pemilu cerdas.
Priyambodo menyebutkan, peserta Pemilu di tahun 2024 mendatang sebanyak 60 persen terdiri atas kalangan muda dari usia 17-40 tahun, namun sangat disayangkan, isu politik bagi kalangan muda sangat tidak populer.
Priyambodo menyebutkan, tidak satupun diantaranya tren pencarian masyarakat sepanjang 2022 terkait soal politik, justru yang sangat tren itu adalah minyak goreng, Bunda Corla, gempa bumi, Farel Prayoga, dan Kanjuruhan.
Priyambido mengingatkan, agar mahasiswa harus mengenal berita yang baik dan perusahaan pers serta wartawan yang kompeten, tujuannya adalah agar mahasiswa lebih paham pada isu-isu sekitar, terutama tentang politik.
“Politik ini menentukan nasib bangsa dan teman-teman sekalian, diharapkan, keterlibatan di bidang informasi, karena ada yang namanya peta kerawanan dibaca oleh BIN, KPU, dan Bawaslu. Kerawanan itu cukup tinggi di bidang intimidasi, maksudnya dari kerawanan ini yaitu, menjelek-jelekkan peserta pemilu, parpol, dan calon legeslatif. Kedua, ada unsur SARA digunakan atau politik identitas, yang kita harapkan dengan adanya kegiatan ini teman-teman mahasiswa bisa tahu dan hindari, yang tidak kalah pentingnya adalah informasi, dengan adanya informasi, kita bisa saling mengawasi sehingga ada istilah Pemilu bukan sekadar angka atau menang kalah, tapi demokrasi kita bersama,” sebut Priyambodo. (syahru/ril)
Comments