Predator Anak di Jogja Terbukti Melakukan Pencabulan, Kecanduan Nonton Film Dewasa
![]() |
Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Armaini berbicara kepada SA, tersangka kasus penculikan dan pencabulan anak saat konferensi pers di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (17/3/2020) |
Seperti yang dilansir Suara.com, Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Armaini menuturkan bahwa selain tindakan penculikan, terdapat aksi pencabulan oleh tersangka berinisial SA (26).
Dari pemeriksaan melalui CCTV, pelaku dengan sengaja melakukan kontak fisik terhadap korban. Selain itu, ada gerakan mencurigakan yang dilakukan pelaku.
"Korban didudukkan di sebuah bak mandi tidak terpakai. Tersangka menurunkan celana korban. Lalu dia meraba-raba kemaluannya. Begitu pun sebaliknya, pelaku menurunkan celananya, berusaha agar kepala anak kecil ditekan untuk mendekat ke arah alat vitalnya," terang Armaini saat konferensi pers di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (17/3/2020).
Armaini melanjutkan, pelaku sengaja melakukan tindakan asusila tersebut lantaran kerap menonton video porno. Selain itu, lanjutnya, pelaku tidak bisa melampiaskan nafsunya kepada orang dewasa dan memilih anak-anak dengan alasan tak perlu membayar.
"Dari penyelidikan kami, mengapa pelaku sampai memilih anak kecil? Karena tersangka tak memiliki uang untuk membayar jasa [PSK]. Jadi, cara memuaskan hawa nafsunya salah. Selain itu, tersangka juga banyak menonton video porno," kata Armaini.
Tindakan tersangka pernah dilakukan sebanyak empat kali. Tiga di antaranya gagal, sementara satu kali berhasil.
"Jadi korban yang dia pilih ini memang anak-anak. Dari jumlah tersebut, tiga percobaan pencabulan gagal dan satu kali terlaksana [korban NZ]," terang dia.
Tersangka merupakan warga Sulawesi Selatan yang sebelumnya menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta.
Namun di tengah perjalanan, pendidikan pelaku putus, sehingga, kata Armaini, kehidupan tersangka sudah tidak terarah dan sering diisi dengan kegiatan nongkrong tidak jelas.
"Tersangka memang kerap nongkrong di kedai kopi hingga larut malam. Dia main gitar, di situlah yang bersangkutan kecanduan pornografi seminggu tiga kali melalui internet. Karena kecanduan pornografi inilah tersangka melakukan perbuatan tersebut," jelas Armaini.
Ditanyai terkait ada indikasi kelainan kejiwaan, Armaini mengaku akan melakukan cek psikologi terhadap tersangka. Namun demikian, sejauh ini tersangka masih dalam kondisi normal.
"Untuk hal itu [tes kejiwaan] kami akan dalami lagi. Yang jelas pelaku sudah kami amankan dan kami dalami lagi," tambahnya.
Atas tindakan tersebut, SA dijerat pasal 76 F UU RI Nomer 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomer 22 tahun 2002 tentang perlindungan anak JO pasal 83 UU RI nomer 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU no 23 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman pidana penjara paling singkat 3 tahun paling lama 15 tahun.
Sebelumya diberitakan, Polsek Kotagede bersama Polresta Yogyakarta dan Polda DIY berhasil menangkap SA, pelaku penculikan anak di bawah umur di wilayah Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta. Pelaku ditangkap di Sidoarjo, Jawa Timur pada Minggu (15/3/2020).
Comments