Harga Gula Pasir di Pasar Tradisional di Pulau Nias Melonjak
GUNUNGSITOLI
suluhsumatera : Harga gula pasir di sejumlah pasar tradisonal di Pulau Nias melonjak tinggi, kondisi tersebut mulai berdampak pada rendahnya minat pembeli.
Berdasarkan pengamatan wartawan, Minggu (26/04/2020), di beberapa pasar tradisional di Pulau Nias, harga gula putih dijual dengan harga berfariasi, yakni Rp19 ribu-Rp20 ribu/Kg.
Sejumlah pedagang menyebut, harga itu secara bertahap meningkat mulai dari penghujung Maret lalu, yang menembus harga Rp17 ribu/Kg, namun masih dapat dijangkau konsumen.
Pedagang pun mengaku, harga gula saat ini bukan sengaja dibuat-buat, melainkan karena sudah naik pada level distributor gula di Pulau Nias, yang mencapai Rp875 ribu/karung.
"Memang satu bulan terakhir ini harga gula agak tinggi berada pada kisaran Rp19 ribu/Kg. itu menyesuaikan dengan harga dari pengusaha atau distributor besar. Kalaupun kami mendapat untung itu sedikit saja, untuk mengimbangi biaya pengadaan kemasan atau re-paking ulangnya seperti plastik," ucap Zainal Ali Tafona’o, salah seorang pedagang Sembako di Gunungsitoli.
Menurut Zainal, melonjaknya harga gula dipasaran saat ini juga mulai berdampak pada pendapatan para pedagang berkurang, akibat mulai menurunnya minat beli oleh konsumen.
Sementara sebut dia, beberapa barang kebutuhan pokok masyarakat lainnya seperti beras, minyak goreng curah dan kemasan sedikit ikut mengalami kenaikan. Khusus beras dari berbagai jenis di Pulau Nias kini dijual dengan harga mulai dari Rp16 ribu hingga Rp20 ribu/jumba.
Kenaikan harga gula dan sejumlah bahan Sembako lainnya juga terjadi di seluruh pelosok Pulau Nias. Meskipun belum begitu signifikan, namun dari kondisi harga dimaksud pemerintah diminta untuk melakukan berbagai upaya yang mengantarkan harga kebutuhan pokok di masyarakat dapat lebih normal.
Seruan itu, menyusul semakin terhimpitnya masalah perekonomian warga akibat pandemi Covid-19, yang saat ini mempengaruhi sendi-sendi kehidupan rakyat berperekonomian lemah. (at)
Comments