Seorang Jenderal Rusia Dituduh Jadi Figur Kunci Komando Merudal Pesawat Malaysia Airlines
![]() |
Pernyataan Menlu Timmermans menimbulkan keraguan soal tewas seketika. |
Berdasarkan situs investigasi Bellingcat, nama perwira tinggi itu adalah Kolonel Jenderal Andrey Ivanovich Burlaka dari dinas rahasia (FSB).
Dilansir Sky News Selasa (28/4/2020), penyelidik ingin jenderal Rusia itu dibuka identitasnya sebagai bagian dari penyelidikan mereka.
Penyelidik mengklaim Burlaka adalah pejabat krusial untuk mengawasi pergerakan senjata dari Negeri "Beruang Merah" ke Ukraina.
Karena itu, dia dituding mempunyai kewenangan terkait transfer rudal Buk yang menghantam pesawat Malaysia Airlines MH17 ketika melewati perbatasan.
Jenderal Burlaka merupakan pejabat militer paling senior Rusia yang masuk ke dalam radar investigasi jatuhnya MH17 pada 17 Juli 2014.
Selain itu, dia merupakan wakil kepala FSB, organisasi telik sandi yang ditakuti dan hanya menjawab panggilan dari Presiden Vladimir Putin.
Enam tahun silam, 283 penumpang dan 15 awak kabin tewas ketika pesawat dihantam sistem pertahanan permukaan ke udara Buk dari kelompok separatis Ukraina.
Moskwa membantah segala keterlibatan mereka, dan disebutkan merilis pernyataan bertolak belakang sebagai respons bantahan mereka.
Kremlin dituduh melakukan taktik misinformasi setelah tragedi itu menyebar untuk mencuatkan keraguan dan kebingungan akan dugaan peran mereka.
Tim Investigasi Gabungan (JIT) yang dipimpin Belanda menyatakan, Malaysia Airlines ditembak oleh Buk dari brigade anti-pesawat.
Diduga saat insiden terjadi, sistem pertahanan tersebut didatangkan ke daerah separatis dari wilayah Rusia sebelum aktif dan menembak MH17.
Penyelidik yang berasal dari Bellingcat menggunakan foto dan video yang diambil oleh warga sipil untuk menentukan rute kedatangan senjata itu.
JIT disebut tidak bisa mencari tahu seorang pria dengan nama "Vladimir Ivanovich" ketika menyadap telepon ketika insiden terjadi.
Berbekal bantuan, percakapan telepon itu menekankan aktivitas milisi di Ukraina, dan "mengizinkan arus perpindahan senjata di perbatasan".
Disebutkan pria itu memainkan peranan penting dalam rantai komando penempatan Buk, termasuk juga kejahatan karena menembak jatuh MH17.
Situs Bellingcat kemudian menyebutkan bahwa pria yang berada dalam telepon tersebut merupakan Burlaka, seorang jenderal Rusia.
Mereka mendasarkan temuan itu pada data FSB, baik itu diretas, bocor, maupun resmi, untuk mengaitkan Burlaka dengan Vladimir Ivanovich.
Mereka kemudian mencoba mencari contoh seperti apa suara Burlaka dan menemukannya dalam wawancara televisi yang berlangsung 2013.
Dari sana, Bellingcat kemudian menemukan "kecocokan" dengan suara yang dicegat. Keterangan mereka diperkuat peneliti forensik di AS.
Comments