Pasien Positif Covid-19 di Sumut Masih Mengalami Peningkatan
MEDAN
suluhsumatera : Hingga kini jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) masih saja mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Minggu (03/05/2020), perkembangan Covid-19 di Sumut, yakni sebanyak 158 pasien dalam pengawasan (PDP) tengah dirawat, 101 diantaranya di Kota Medan dan 22 orang dirawat di Deliserdang.
Untuk positif Covid-19 melalui PCR ada 124 orang penderita atau meningkat 7 orang dari hari kemarin. Data selanjutnya yakni jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 13 orang serta ada 41 orang yang dinyatakan sembuh.
"Kami ucapkan terima kasih kepada petugas kesehatan yang telah berjuang merawat saudara kita yang saat ini menderita Covid-19. Ini bukan perjuangan yang ringan bagi para petugas. Karenaitu bagi tim medis baik di RS rujukan atau umum agar tetap semangat dan terus berjuang menyelamatkan saudara kita yang dirawat," ungkap Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut, Whiko Irwan saat memberikan keterangan pers di Media Centre GTPP Covid-19 Sumut.
Whiko pun menyampaikan klarifikasi guna meluruskan informasi yang simpang siur terkait pemberhentian atau PHK para dokter dan tenaga kesehatan sebagai petugas medis di RS GL Tobing Tanjungmorawa, Deliserdang.
Menurutnya, kabar itu tidak benar adanya dan perlu diluruskan.
"Kemarin kita mendapat berita yang kurang benar, bahwa mereka (tenaga kesehatan) di PHK dan sebagainya. Perlu diluruskan di sini, bahwa petugas kesehatan yang mengawaki Rumah Sakit (RS) GL Tobing sebagai rujukan Covid-19, dibentuk dalam tim satgas kesehatan yang telah ditunjuk Pemprov Sumut," ujar Whiko.
Dari penunjukan para dokter atau tenaga kesehatan itu, lanjutnya, ada jadwal dan batas waktu yang diberikan selama masa penanganan di RS.
Mengingat risiko penularan di kalangan tenaga tersebut masuk kategori tinggi, maka mereka harus melaksanakan isolasi maupun karantina, pada saat melaksanakan perawatan pasien.
"Bahwa jadwal bertugas mereka terdiri dari dua pekan, untuk bekerja (operasional) di RS rujukan. Selanjutnya melaksanakan karantina (mandiri) dua pekan. Sepekan di antaranya mengarantinakan diri di penginapan (hotel)," jelasnya.
Selama tim satu dikarantina, kata Whiko, maka operasional RS GL Tobing dilakukan oleh tim dua, dan demikian seterusnya.
Setelah sebulan, pergantian akan kembali kepada petugas yang lama usai menjalani karantina. Juga bisa dimungkinkan ada pergantian petugas kesehatan yang baru.
"Saat ini mereka sebagian kecil digantikan oleh petugas yang baru, yang mana dikarenakan kebutuhan dari RS asalnya, atau bersifat roling (bergantian) dari RS tempat mereka bekerja," kata Whiko.
Saat ini, lanjutnya, petugas di RS GL Tobing telah bekerja seperti biasa dan tetap tinggal di penginapan yang sebelumnya (Hotel di Kualanamu) dengan fasilitas satu kamar untuk dua orang petugas kesehatan.
"Informasi mengenai masalah penggajian juga tidak benar. Karena petugas kesehatan yang tergabung dalam tim kesehatan RS rujukan Covid-19 di RS GL Tobing memiliki SK Gubernur dan mendapatkan insentif tenaga medis," tegasnya.
Untuk operasional RS GL Tobing sendiri, kata Whiko, tetap menerima pasien Covid-19 yang datang dari luar Kota Medan atau yang dirujuk dari RS lain.
Meskipun diakuinya ada 17 pasien sempat dipindahkan ke RS Martha Friska karena proses peralihan petugas dan 3 pasien telah dipulangkan karena dinyatakan sembuh.
"Tidak ada pekerjaan yang berlangsung dengan sempurna, tanpa keseimbangan dukungan dari semua pihak," imbau Whiko. (*)
Comments