Dituduh Mencuri, Anak Piatu di Asahan Ini Dianiaya Tetangganya Hingga Babak Belur
![]() |
Rumah bocah korban penganiayaan di Kab. Asahan. Foto: suluhsumatera/dri. |
ASAHAN
suluhsumatera : Dituduh mencuri telepon seluler, seorang anak piatu berusia 14 tahun berinisial N warga Dusun V, Desa Serdang, Kec. Meranti, dianiaya hingga babak belur oleh lima orang, yang merupakan tetangganya.
Akibatnya, korban mengalami luka lebam dan luka bakar pada bagian tengkuk, diduga karena disulut menggunakan besi panas, Selasa (04/08/2020) lalu, sekira pukul 15.30 WIB.
Tidak terima atas aksi brutal yang diperbuat oleh kelima pria dewasa tersebut kepada anaknya, ayah korban, Aron Panjaitan, 54 akhirnya melapor ke Polres Asahan.
Informasi yang diperoleh, Rabu (12/08/2020), awalnya korban sedang asik bermain-main di Warnet dekat rumahnya, pada sore hari.
Tiba-tiba, salah seorang pelaku berinisial W, 17 datang dan memanggil korban, kemudian bertanya apakah ada mengambil Ponsel miliknya yang sedang dicas. Namun korban membantah.
Marah karena korban tidak mengaku, pelaku kemudian memukul korban hingga terluka.
Merasa sakit, bocah putus sekolah itu pun lari pulang ke rumahnya untuk bersembunyi dan menghindar, agar tidak lagi dipukuli.
Usai melakukan aksinya, pelaku lalu mengadukan masalah Ponselnya yang hilang kepada kawan dan keluarganya serta tetangganya.
Pelaku pun menuduh korban yang merupakan anak keempat dari empat saudara itu lah yang mencuri Ponselnya.
Mendengar pernyataan W, rekan dan tetangganya malah ikut marah, kemudian mengejar korban ke rumahnya.
Sesampainya di rumah korban, W bersama E, C, T, dan R kembali menanyakan keberadaan Ponsel milik W, dengan cara membentak dan menampar korban.
Karena merasa tidak ada mengambil, korban tetap kekeh mengatakan tidak ada mengambil Ponsel pelaku.
Marah dengan sikap korban, akhirnya para pelaku menyisir seluruh rumah korban hingga berantakan. Namun pelaku tidak menemukan Ponsel dimaksud.
Para pelaku semakin murka dan menarik paksa tubuh korban serta menyeretnya keluar dari rumah. Saat itulah para pelaku melakukan aksi brutalnya menganiaya korban yang sedang sendirian di rumah.
Puas dengan aksi itu, para pelaku pun langsung pergi begitu saja, meninggalkan korban seorang diri masih dalam bungkusan karung bekas pupuk.
Korban yang ditemui, Rabu (12/08/2020) sekira pukul 15.45 WIB, di rumahnya, mengaku telah dianiaya oleh kelima pelaku di rumahnya sendiri.
Sementara, orangtua korban, Aron Panjaitan yang ditemui mengatakan, anaknya dituduh mencuri oleh semua pelaku, walaupun putranya itu sudah berkeras mengatakan tidak ada.
"Kejadian anak aku dituduh mencuri dan mereka siksa beramai ramai saat itu. Posisi saya lagi kerja di Balige membersihkan ladang orang dan anak ku tinggal sendirian di rumah. Makanya mereka berani membongkar rumah dan menyiksa anak ku," kata pria yang sudah 10 tahun ditinggal istri tersebut.
Setelah itu kata Aron, mendengar anaknya disiksa dan rumahnya dibongkar. Lalu dia pulang dan langsung membuat laporan ke Unit UPPA Polres Asahan, pada 6 Agustus lalu.
"Setelah aku pulang dari merantau kerja. Aku langsung melaporkan kelima pelaku yang tega menganiaya anak aku itu," ujarnya.
Terpisah, Kepala Desa Serdang, Guntur Gunawan yang ditemui wartawan di Kantor Camat Meranti, mengakui adanya dugaan penganiayan yang dilakukan warganya terhadap anak kecil.
"Memang ada dugaan kasus penganiyaan pada anak-anak yang dilakukan warga. Namun kasus itu sudah ada upaya perdamaian. Tapi, karena ayah korban tidak bersedia, akhirnya tetap melapor ke UPPA Polres Asahan," ujar Guntur didampingi Kepala Pos Polisi Meranti, Aiptu. S. Rizal. (dri)
Comments