Disangka Telah Punah, Anjing Bernyanyi Ditemukan Lagi di Alam Liar Papua
![]() |
Anjing Bernyanyi. Istimewa |
Anjing ini dikenal dengan nama 'singing dog' karena suara lolongan uniknya yang mirip dengan nyanyian paus sejak pertama kali dipelajari pada tahun 1897.
Di tahun 2016, tim ilmuwan meluncurkan ekspedisi di dataran tinggi Papua, dan menemukan populasi anjing leluhur yang masih mengembara di provinsi Indonesia.
Seperti yang dilaporkan detikcom, menurut hasil penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) pada 31 Agustus 2020, para ilmuwan dapat melacak sekawanan anjing liar dataran tinggi yang tinggal di dekat tambang PT Freeport di Papua. Mereka pun memungkinkan untuk mempelajari dengan cermat gigi taring hewan tersebut.
Dari penelitian tersebut, para peneliti juga berhasil mengumpulkan sampel kotoran dan foto-foto anjing liar dataran tinggi, yang mirip dengan ras anjing bernyanyi yang punah dan telah kehilangan keragaman genetiknya.
Pada tahun 2018, para peneliti kembali ke Papua, kali ini mengumpulkan tiga sampel darah dari 15 anjing liar dataran tinggi yang ditemukan di sana, yang memungkinkan mereka membandingkan DNA dari 'singing dog' yang ditangkap dengan anjing liar dataran tinggi.
Heidi Parker, staf ilmuwan di National Human Genome Research Institute (NHGRI), yang memimpin analisis sekuens genetik antara kedua ras pun menemukan kesamaan yang mencolok.
"Kami menemukan bahwa 'New Guinea Singing Dog' dan anjing liar dataran tinggi memiliki urutan genom yang sangat mirip, lebih dekat satu sama lain dibandingkan dengan canid lain yang dikenal," tulis Parker dalam rilis berita yang diterbitkan oleh National Institutes of Health.
"Ini membuat mereka lebih dekat satu sama lain daripada ras modern seperti anjing German shepherd atau bassett hound," tambahnya sebagaimana mengutip VICE.
Tahun lalu, Hari Suroto peneliti dari Balai Arkeologi Papua mengatakan mengenai anjing bernyanyi dari Papua ini. Ia pun menjelaskan mengapa anjing ini disebut dengan nama anjing bernyanyi.
"Jadi ceritanya, anjing ini oleh beberapa ahli dianggap sebagai anjing paling primitif, yang menetap di dataran tinggi Papua sejak beberapa ribu tahun silam. Anjing Papua berasal dari jenis yang istimewa, Canis familiaris hallstromi. Anjing Canis familiaris hallstromi tidak menggonggong tetapi bernyanyi, atau lebih tepatnya melolong," papar Hari.
Menurut Hari, anjing Papua itu hanya tersisa beberapa ekor dari jenis yang asli. Itu pun hanya dapat dijumpai di dataran tinggi Papua dengan ketinggian 3.352 mdpl hingga 4.267 mdpl, tepatnya di kawasan Pegunungan Tengah di rangkaian Pegunungan Jayawijaya.
"Anjing Canis familiaris hallstromi pernah dijumpai di Puncak Jaya dengan ketinggian 3.460 hingga 4.400 mdpl, pada tahun 2016," terangnya.
Comments