34 Orang Meninggal Ditembak Kelompok Bersenjata dalam Penyerangan Bus di Ethiopia
ADDIS ABABA
suluhsumatera : Sejumlah pria bersenjata menyerang bus penumpang di Ethiopia barat dan menyebabkan 34 orang dinyatakan meninggal dalam serangan itu.
Kabar tersebut dinyatakan Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia (EHRC).
Dikutip dari laman detikcom yang melansir AFP, Senin (16/11/2020), EHCR dalam sebuah pernyataan mengatakan, "perkiraan jumlah korban saat ini mencapai 34 orang, kemungkinan akan meningkat" dari serangan yang terjadi, Sabtu malam di wilayah Benishangul-Gumuz.
Seorang juru bicara EHCR mengkonfirmasi bahwa semua korban meninggal.
EHCR juga mengatakan, serangan bus terjadi di wilayah administratif Debat, dan "ada laporan serangan serupa" di tiga wilayah lain, serta "orang-orang yang melarikan diri untuk mencari pelindungan".
Perdana Menteri Abiy Ahmad telah memberikan sedikit informasi tentang kekerasan baru-baru ini di Benishangul-Gumuz, khususnya di zona Metekel, tempat Dabate berasal.
Sebanyak 12 orang meninggal dalam serangan di zona itu pada Oktober, sementara 15 orang tewas dalam serangan serupa, akhir September.
Kepada anggota parlemen, Abiy mengatakan, para pejuang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu menerima pelatihan dan perlindungan di negara tetangga Sudan dan bahwa bantuan Khartoum diperlukan untuk menstabilkan daerah itu.
Tidak ada kaitan yang diketahui antara kekerasan di Benishangul-Gumuz dan operasi militer di wilayah utara Tigrey Ethiopia, yang telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan lebih dari 20.000 orang melarikan diri dari perbatasan Sudan.
Politisi oposisi menggambarkan kekerasan di Benishangul-Gumuz sebagai bermotif etnis. Secara khusus mereka mengatakan, ada kampanye yang ditargetkan oleh milisi etnis Gumuz terhadap etnis Amhara dan Agew yang tinggal di Metekel.
"Kecepatan serangan yang tak henti-hentinya terhadap warga sipil di Benishangul-Gumuz menyerukan kewaspadaan yang lebih tinggi dan tindakan yang lebih terkoordinasi antara pasukan keamanan regional dan federal," kata kepala komisaris EHCR, Daniesl Bekele, Minggu waktu setempat.
"Kami mendesak otoritas keamanan dan peradilan federal dan regional untuk bekerja sama dan dalam konsultasi dengan komunikasi lokal, untuk merancang ulang strategi keamanan regional yang dapat menghentikan serangan-serangan ini," sambungnya. (*)
Comments