Mahasiswa KKN BK Unimal Buat Biopori Kompos Sebagai Alternatif Limbah Rumah Tangga di Desa Air Joman Asahan
KISARAN
suluhsumatera : Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Balik Kampung (KKN BK) Universitas Malikussaleh (Unimal) Kelompok 299 membuat Biopori Kompos dengan memanfaatkan sampah atau limbah rumah tangga di Dusun IV, Desa Air Joman, Kec. Air Joman, Kab. Asahan, Rabu (18/11/2020).
Kelompok 299 yang beranggotakan empat mahasiswa yakni, Andri Fadillah sebagai Ketua kelompok dari Jurusan Teknik Industri, Nurul Aprilia Z. Simangunsong dan Rani Nurmaleli dari Jurusan Agroekoteknologi serta Intan Ayu Nita Dalimunthe dari Jurusan Agribisnis, menerapkan metode sederhana untuk kelestarian lingkungan.
Andri Fadilah mengatakan, melihat keadaan saat ini, pengolahan sampah baik organik maupun anorganik merupakan masalah tidak asing lagi di tengah masyarakat.
Menurutnya, masih banyak masyarakat kurang peduli terhadap keadaan serta kelestarian di lingkungan sekitar, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, seperti banjir.
"Lubang Biopori Kompos ini sebagai metode alternatif untuk peresapan air hujan dan mengolah sampah organik. Sampah yang dimasukkan seperti sisa sayuran dan buah-buahan ke dalam lubang untuk dijadikan sebagai pupuk kompos," terangnya.
Ditambahkan, sampah-sampah organik yang ada di dalam M biopori akan terurai dengan bantuan aktifitas organisme biota tanah, seperti cacing tanah, rayap, dan fauna tanah lainnya, yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman sayur serta buah-buahan.
Bahan pembuatan pupuk kompos dapat memanfaatkan sayuran sisa rumah tangga, daun-daunan, rumput, buah-buahan sudah busuk, nasi, dan bahan lain yang bersifat organik. Bahan-bahan tersebut pun sangat mudah didapatkan.
"Hal itulah yang mendasari kami membuat suatu alternatif untuk pemecahan masalah terhadap lingkungan sekitar, yaitu dengan memanfaatkan limbah rumah tangga tersebut, dengan menjadikannya sebagai kompos menggunakan teknologi sederhana dan cara pembuatannya lebih mudah karena memanfaatkan bahan yang mudah didapat," ujar Andri.
Saiful salah seorang petani yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan, membuat lubang biopori menggunakan bor tanah pada kedalaman kurang dari setengah meter sangat mudah dan dapat diterapkan.
"Metode ini tidak ribet dan mudah untuk diaplikasikan, sehingga masyarakat tidak keberatan untuk menerapkannya," ujar Saiful.
Nazima, SP, MSi sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 299 mengatakan, pembuatan Biopori Kompos dapat diaplikasikan di mana saja, bahkan, di tempat yang tanahnya tertutup semen.
Dia pun mengimbau dan berharap setiap masyarakat di Desa Air Joman, dapat menerapkan sendiri secara sederhana. (adha)
Comments