Syahrul: Keberhasilan Pembangunan Dibutuhkan Kerja Keras, Kerja Iklas, dan Kerja Tuntas
TAPANULI SELATAN
suluhsumatera : Keberhasilan sebuah pembangunan dibutuhkan kerja keras, kerja iklas, dan kerja tuntas.
Hal itu disampaikan Bupati Tapsel saat menghadiri acara syukuran Hari Jadi Tapsel ke 70 di Gedung Istana Hasadaon, Kec. Batang Angkola, Selasa (25/11/2020) lalu.
Bupati Syahrul M Pasaribu dalam sambutan menyampaikan, apa bila ada suatu momentum hari jadi di satu institusi pemerintahan maupun dimasing-masing individu paling tidak ada 2 makna yang kita ambil, pertama merefleksikan perjalanan mundur kebelakang beberapa waktu untuk membangun spirit baru dan semangat baru untuk menyongsong hari esok lebih baik.
Jadi kalau ada sebuah peringatan hari jadi, maka itu bisa menjadi renungan karena sudah sejauh mana yang telah dilakukan Tupoksinya, sehingga dapat dilakukan kontemprasi, renungan dan instrospeksi sehingga nantinya tahu dimana kelemahan dan kekuatan.
"Tadi ada kita putar kaleidoskop tentang kepemimpinan saya sebagai Bupati Tapsel yang dilantik, pada 12 Agustus 2010 untuk periode pertama dan juga dirangkai dengan kepemimpinan periode kedua. Saya dilantik pada periode kedua, pada 17 Februari 2016 yang Insya Allah akan berakhir, pada 17 Februari 2021 mendatang," ungkapnya.
Apa lagi dia selaku kepala daerah, telah berupaya dengan segala kemampuan yang ada pada dirinya untuk memberikan yang terbaik dalam membangun Kab. Tapsel dari semua sisi kehidupan serta semua Tupoksi pemerintahan baik dari prospektif, sisi pandang, bidang pemerintahan, bidang pembangunan yang tentunya di bidang pembangunan tentu juga pembangunan dibidang sosial kemasyarakatan serta sosial keagamaan.
"Maka kalau ada beberapa keberhasilan selama pembangunan dua periode ini, sesungguhnya keberhasilan saya yang tidak hanya sendiri tetapi itu adalah peran semua orang, akan tetapi apa bila ada yang belum sempurna, maka seorang pemimpin harus berani mengambil sikap untuk mensejahterakan rakyatnya," paparnya.
Sedangkan keberhasilan pembangunan dipastikan membutuhkan kerja keras, kerja iklas, dan kerja tuntas itulah kunci keberhasilan pembangunan.
Disamping itu harus ada mind sheet berpikir kalau tidak maka daerah itu akan biasa-biasa saja.
"Selanjutnya pada saat itu ada dua pekerjaan besar yang harus kami lakukan, di satu sisi APBD Tapsel pada waktu itu kurang lebih Rp522 milyar yang realisasinya sebesar Rp517 milyar, akan tetapi dalam APBD tahun tersebut sesungguhnya mengalami devisit kurang lebih Rp93 milyar dan untuk realisasi APBD TA 2019 sudah mencapai Rp1.499 triliun. Sedangkan problema yang kedua yang harus diselesaikan ialah melalui perintah UU No. 37 dan 38 mengharuskan Ibukota Kab. Tapsel pindah dari Padangsidimpuan ke Sipirok," ungkap Syahrul.
Atas perintah dari UU No. 37 dan 38 itulah dinyatakan bahwa Ibukota Tapsel harus sudah pindah ke Sipirok, 18 bulan sejak UU tersebut diundangkan atau saat periode pertama mereka dilantik, kurun waktu tersebut sudah terlampaui selama sembilan belas bulan.
Pembangunan di Tapsel sepuluh tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Tapsel kedepan akan menjadi salah satu bagian terpenting dalam pembangunan Negara Republik Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara dengan beragam potensi dan prestasi.
"Status sebagai lumbung beras daerah, pariwisata, pertambangan dan energi serta didukung laju perkembangan daerah dan ekonomi yang pesat," pungkasnya.
Begitu juga prestasi Tapsel pada waktu menerima penganugerahan Satyalencana Pembangunan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada pembukaan Pekan Nasional Petani Nelayan XIV tahun 2014 di Stadion Kanjuruhan, Kec. Kepanjen, Kab. Malang, Provinsi Jawa Timur.
Disamping itu lanjutnya, yang pantas disyukuri yaitu pada pelaksanaan MTQ setiap tahunnya, mereka juga telah mendirikan bangunan monumental yang lahannya berasal dari hibah masyarakat kepada Pemkab Tapsel, yakni membangun lapangan berikut tribun bersifat permanen.
Adapun yang pertama dibangun saat ia baru menjabat Bupati di tahun 2010, yaitu di Kec. Marancar, kedua di Kec. Arse, ketiga di Kec. Muara Batang Toru, keempat di Kec. Batang Toru, kelima di Kec. Angkola Muaratais, keenam di Kec. Angkola Timur, ketujuh di Kec. Sipirok, kedelapan di Kec. Sayurmatinggi, kesembilan di Kec. Angkola Barat, kesepuluh di Kec. Angkola Selatan, dan kesebelas di Kec. Batang Angkola, yang saat ini sedang dalam pengerjaan.
"Inilah produk pembangunan yang disebut dalam kepemimpinan pola partisipatif. Maka dalam setiap pembangunan tidak boleh seorang pemimpin hanya mengandalkan APBD semata, karena kalau hanya mengandalkan APBD maka tidak akan secepat itu akselerasi pembangunan berkembang di daerah," ujarnya.
"Oleh karena itu harus ada program-program yang ada di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi yang disebut dengan program tugas pembantuan dan program rekonstrasi," timpalnya.
Selanjutnya kata dia, beberapa hari lagi, tepatnya 9 Desember 2020 mendatang akan dilaksanakan mekanisme lima tahunan kepemimpinan daerah, yaitu Pilkada.
Ia mengakak masyarakat menciptakan suasana Pilkada yang aman, damai dan kondusif, sehingga nantinya dapat melahirkan seorang pemimpin mumpuni yang dapat melanjutkan pembangunan di Kab. Tapsel pada masa-masa yang akan datang.
Setelah itu dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima aset berupa rehabilitasi dan renovasi sarana dan prasarana SDN No. 100207 Tandihat sebesar 1,511.080.273 dan penyerahan berita acara dilakukan secara simbolis dari Kementerian PUPR kepada Bupati Tapsel. (baginda)
Comments