Pasca Longsor, 23 Warga Nganjuk Belum Ditemukan
NGANJUK
suluhsumatera : Sebanyak 23 warga Desa Ngetos, Kab. Nganjuk, Jawa Timur, yang hingga kini belum ditemukan setelah tanah longsor melanda daerah tersebut, Minggu (14/2/2021) petang, masih dicari petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk.
"Benar (tanah longsor). Kami masih lakukan pencarian," kata Koordinator Tagana Nganjuk, Aris Trio Effendi di Nganjuk, Senin (15/2/20/1) dini hari, seperti dilansir dari laman Antara.
Musibah itu terjadi, pada Minggu petang, berawal dari hujan deras yang melanda Kab. Nganjuk. Tanah longsor terjadi di Dusun Selopuro, Desa/Kec. Ngetos dan menimpa rumah warga.
Dalam musibah itu, selain terdapat beberapa rumah warga tertimpa material tanah longsor, sebanyak 23 orang yang hingga kini belum ditemukan. Mereka masih dalam pencarian petugas dibantu warga setempat.
Selain itu, terdapat 14 warga yang dirawat di Puskesmas Ngetos, Kab. Nganjuk. Mereka terluka setelah tanah longsor terjadi di daerah itu.
Petugas juga mendata terdapat warga yang saat ini sudah diungsikan ke rumah Kepala Desa Ngetos.
Terdapat 16 jiwa yang saat ini sudah mengungsi, namun petugas juga terus melakukan pendataan jumlah pasti korban.
Petugas BPBD Nganjuk dibantu TNI/ Polri, serta relawan terkait juga ke lokasi kejadian setelah menerima informasi musibah tersebut, namun karena terkendala cuaca yang sudah malam, pencarian juga dihentikan sementara dan baru dilanjutkan, pada Senin pagi.
Petugas juga memerlukan sejumlah alat untuk membantu mencari warga yang hingga kini belum ditemukan. Hal ini karena ada beberapa rumah warga yang tertimbun tanah longsor.
"Untuk sementara yang dibutuhkan selimut, alat berat, dan tempat tidur," katanya.
Selain tanah longsor, banjir juga melanda sejumlah daerah di Kab. Nganjuk. Bahkan, ketinggian air hingga sekitar 1 meter.
Akibat kejadian itu, beberapa desa di Nganjuk terkena banjir, seperti di Kelurahan Ploso, Jatirejo, Payaman di Kec. Nganjuk, lalu Desa Sukorejo, Kec. Loceret.
Warga yang daerahnya terkena banjir cukup tinggi juga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hingga kini, air masih menggenang. (*)
Comments