Ponton Tenggelam, Warga Desa Rasau Swadaya Sediakan Getek dan Perahu Bot Penyeberangan
TORGAMABA
suluhsumatera : Pasca tenggelamnya alat transportasi air (ponton) di Desa Rasau, Kec. Torgamba, Kab. Labuhanbatu Selatan (Labusel), pada April lalu, akses penyeberangan masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari terputus total.
Padahal penyeberangan tersebut satu-satunya akses yang dapat dilalui warga Dusun Haramania, Desa Rasau Kec. Torgamba dan masyarakat Desa Pasir Lancat, Kec. Ujung Batu, Kab. Paluta, menuju sekolah, fasilitas kesehatan, pasar rakyat, dan pusat pemerintahan.
Menyadari pentingnya fasilitas penyeberangan di desanya, masyarakat berupaya menyediakan alat penyeberangan sederhana berupa getek dan perahu bot untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari bagi warga.
Halim, 40 warga Desa Rasau kepada suluhsumatera, Rabu (19/05/2021) mengatakan, dua alat penyeberangan disediakan dengan swadaya masyarakat, tanpa bantuan dari pemerintah desa setempat.
“Sejak ditinjau Pj. Bupati sebulan yang lalu, tidak ada upaya dari pemerintah desa maupun kabupaten untuk memfasilitasi warga yang ingin menyeberang. Ini kami lakukan dengan swadaya masyarakat desa,” ujarnya.
Hal yang sama dikatakan Yusuf. Pria berusia 50 tahun itu mengoperasikan perahu bot miliknya untuk melayani warga desanya maupun warga desa lain yang ingin menyeberangi Sungai Barumun.
“Kondisinya seperti ini, tanpa kita upayakan mungkin aktivitas warga akan terganggu, sebagian besar warga desa maupun warga yang lain menyeberang di sini,” timpalnya.
Dia pun berharap kepada pemerintah agar memperhatikan dan melakukan kebijakan yang menguntungkan bagi warga.
“Kami sebagai penyedia alat, seharusnya mendapat perhatian dari pemerintah, kendala yang kami hadapi kedepan pasti ada, mungkin perwatan dan perbaikan alat penyeberangan ini,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Rasau, melalui Kaur Desa, Abdullah Rambe bersama Najamuddin Hasibuan mengatakan, pasca tenggelamnya ponton tersebut sepenuhnya dalam pengawasan Dinas Perhubungan (Dishub) Labusel.
Dikatakan, pengelolaan getek dan perahu bot merupakan swadaya masyarakat bekerja sama dengan Dinas Perhubungan.
“Getek dan perahu bot untuk penyeberangan adalah swadaya masyarakat untuk memfasilitasi warga yang ingin menyeberang, mereka bekerja sama dengan dishub,” ungkapnya singkat.
Pantauan suluhsumatera, getek dan perahu bot yang dibangun dengan swadaya masyarakat tersebut silih berganti melayani warga. Namun fasilitas pendukung keselamatan dan keamanan pada dua alat penyeberangan sangat mengkhawatirkan.
Alat penyeberangan berupa getek yang dioperasikan melintasi Sungai Barumun hanya disambungkan pada tali nilon biasa, hal yang sama pada perahu bot, tidak tersedianya pelampung dan fasilitas keselamatan dan keamanan memadai. (raja)
Comments