Ketua IKA PMII Sumut: Belajar Tatap Muka Perlu Dipikirkan Matang
MEDAN
suluhsumatera : Lebih kurang dua tahun pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, membuat seluruh aktivitas berubah total, beralih ke sitem online menuntut semua mengikuti teknologi digital.
Problematika sistem ini cukup merepotkan, apalagi masyarakat tergolong masih banyak yang Gaptek.
Hal itu tidak dapat dihindari, harus dihadapi karna sudah menjadi tuntutan hidup.
Ekonomi politik dan kesehatan bergrak cepat beradaptasi dengan zaman.
Tapi di sektor pendidikan menjadi masalah besar, karena melibatkan semua unsur, anak, orang tua, guru, sarana, lingkungan, dan keuangan.
Hal itu disampaikan Ketua Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Sumut, Ance Selian kepada wartawan, Senin (28/6/2021).
Lanjutnya, dua tahun berjalan keadaan pendidikan sangat terpuruk, hilangnya kesempatan anak-anak bermain, berkarir, membina bakat menjadi tantangan besar buat negara.
Ketidak siapan menggunakan sistem baru (online), persoalàn serius yang harus ditangani oleh pemerintah.
"Dalam waktu dua tahun ini saya tidak melihat tanda keseriusàn pemerintah dalam berupaya pada kesiapan menghadapi era digital ini, yang saya lihat hanya menunggu stuasi kembali normal," ungkapnya.
Disebutkan, rencana pemerintah daeran membuka belajar tatap muka adalah akibat kebuntuan menghadapi sistem baru yang harus dilaksanakan, baik dia kesiapan sarana dan pra sarana. Juga ketidak siapan para tenaga pendidik yang di lengkapi dengan kemampuan menggunakan sistem online.
"Sampai saat ini informasi yang kita dapatkan bahwa penularan Covid-19 makin hari makin meningkat, namun keinginan pemerintah ingin membuka pendidikan tatap muka ini langkah ceroboh, perlu dipikirkan matang. Apalagi kita ketahui bahwa displin anak-anak masih tergolong rendah, kesadaran mereka masih jauh karna di masa pertumbuhan serba menantang," paparnya.
"Saya khawatir kita terjebak dengan maĺapetaka yang akan merepotkan kita dimasa yang akan datang," timpalnya.
Dia menyarankan kepada pemerintah:
1. Lengkapi sarana belajar online
2. Latih tenaga pengajar menggunakan sistem online
3. Buatkan panduan (SOP) yang terukur
4. Naikkàn APBD untuk anggaran pendidikan
5. Tangani dengan baik penerima bea siswa
6. Sejak masa pendidikan seorang siswa sudah mengetahui dia akan bekerja dimana setelah tamat. Sehingga begitu slesai kuliah tidak lagi penambah jumlah pengangguràn.
"Pendidikan anak menjadi tanggung jawab bersama, maka dibutuhkan peningkatan kerjasama untuk mengatasi probematika pendidikan," tandasnya. (hrp)
Comments