Ketua KNPI Kualuh Hulu Kecam Pengerusakan DAS Oleh Perusahaan Perkebunan
LABUHANBATU UTARA
suluhsumatera : Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labura, Deni Zimy Munthe mengecam keras sikap buruk program kerja managemen PT. MP. Leidong West Indonesia (MP. LWI) Kebun Kanopan Ulu. Rabu (7/7/2021).
Kecamatan itu dilontarkan menyusul adanya dugaan PT. MP. LWI telah merusak Daerah Aliran Sungai (DAS) dan konservasi alam di seputaran alur Sungai Aek Kanopan.
Akibatnya, sekira puluhan hektare areal di sekitar daerah tersebut baik kondisi tanah maupun fungsinya mengalami kerusakan.
Kondisi itu diduga disebabkan ulah perusahaan menguasai dan mengalihfungsikan DAS menjadi tanaman kelapa sawit dan mempertahankan tanaman kelapa sawit tua yang masih diambil hasil produksinya secara rutin.
Deni didampingi Wakil Sekretaris Siswanto mengatakan, perusahaan tersebut tidak dapat ditolerir, apalagi pucuk pimpinan yang terkesan tidak bermasyarakat dengan warga di seputaran kebun.
"Perusahaan seperti PT. MP. LWI ini tidak bisa ditolerir, sebab masyarakat sekitar tidak merasakan keberadaan dan manfaat, bahkan sebagai pembawa bencana," ujar Deni.
Lanjut Deni, dapat dilihat, hampir dalam setahun, tiga kali rumah penduduk yang tanahnya lebih rendah di Kampung Tarutung hingga Kompleks Perumahan Bumi Asri, Flamboyan, Lumba-lumba, Perumahan Under Pass, dan Perumahan Tanjung Sari, kerap terendam banjir, sehingga warga merasa resah.
"Apalagi kalau malam hari turun hujan, mereka tidak tidur, karena takut terjadi banjir. Hal ini tidak bisa dipungkiri, akibat dari perusakan DAS, karena DAS sebagai benteng resapan air dan penahan banjir," tegasnya.
"Saya bukan asal bunyi, ini fakta di lapangan yang sudah kami investigasi bersama warga dan anggota KNPI. Miris memang melihatnya, hanya demi kepentingan memikirkan keuntungan sepihak, perusahaan membuat pembibitan sawit yang rela merusak lingkungan dengan membuat waduk kubangan air yang begitu luas untuk stock penyiraman pembibitan yang besar di areal DAS dan konservasi alam ini," papar Deni.
Ditambahkan, kondisi tersebut akan mereka tindak lanjuti dengan melaporkannya kepada Bupati Labura dan Dinas Lingkungan Hidup, bahkan LKLH.
"Agar dampak penguasaan dan perusakan kepada masyarakat dibawahnya seperti Dusun Gelugur dan kampung Tarutung Tanah Rendah tidak berlanjut kena bencana banjir," tandasnya.
Kepala Bagian Lingkungan Hidup Kebun dan RSPO PT. MP. LWI, Ano Suharto kepada awal media, Selasa (06/07/21), mengakui areal tersebut telah lama dialihfungsikan, tapi bukan pada masanya penanaman dilakukan.
"Makanya pohon-pohon sawit yang sudah tua tidak kita tumbangkan, bahkan masih kita panen, itupun berlomba memanen dengan para ninja sawit," imbuhnya.
"Tapi saat ini kami sudah menghentikan penanaman baru di areal DAS sekitar 5,5 Ha saja. Dan kebun sudah programkan dan melaksanakan penanaman mahoni, jati, dan bambu di areal hulu sebagai pelestarian areal DAS, nanti kita tinjau bersama," jelas Ano. (maellee)
Comments