Gara-gara Selisih Berat Badan, Atlet Angkat Besi Papua Ngamuk ke Wasit: Saya Tidak Terima
Suluhsumatera - Atlet angkat besi asal Papua mengamuk ke wasit karena selisih berat badan. Dia pun gagal dalam perolehan medali perak dan perunggu di PON XX Papua.
Lifter Papua Tatang Hidayat protes kepada wasit karena dinyatakan gagal menyabet medali karena persoalan berat badan saat bertanding dengan dua atlet asal Jambi dan Kalimantan Timur.
"Sumpah, saya tidak terima. Mana wasit, saya tidak terima," teriak Tatang dari samping panggung pertandingan di Auditorium Uncen Jayapura seperti yang dilansir iNews, Rabu (13/10/2021).
Tatang turun dalam kelas 93 kg putra cabang angkat besi dengan mengumpulkan total angkatan seberat 840 kg (350 kg skuat, 220 kg bench press dan 270 kg dead lift).
Total angkatan Tatang menyamai lifter peraih perak asal Jambi Abdul Latif Mana yang juga membuat total angkatan 840 kg (330 kg skuat, 230 kg bench press dan 280 kg dead lift).
Capaian sama juga diraih lifter Kalimantan Timur Andi Kurniawan yang mengumpulkan total angkatan 840 kg (340 kg skuat, 210 kg bench press dan 290 kg dead lift).
Emosi Tatang tumpah saat wasit pertandingan Tiohok Seng, Elly Endria dan Musli Yunus menyatakan atlet tuan rumah kalah karena selisih berat badan yang lebih berat dari peraih medali perak dan perunggu.
Berdasarkan catatan panitia pelaksana PON Papua, berat badan Tatang 90,90 kg atau lebih berat dari Latif 88,70 kg dan Andi 90,85 kg.
Tatang meluapkan emosi dengan berteriak lantang ke arah atlet lain di ruang istirahat. Tatang juga menyasar wasit untuk meminta klarifikasi atas kekalahannya di babak final.
Amukan Tatang terdengar hingga ke bangku penonton di tribun. Bahkan panitia menunda sementara agenda pengalungan medali pemenang.
Situasi itu segera ditangani sejumlah petugas keamanan berseragam polisi maupun relawan yang direkrut panitia pelaksana lomba.
Comments