Kemenag Gunungsitoli Sambut Hari Santri dengan Istigosah
GUNUNGSITOLI
suluhsumatera : Kementrian Agama Kota Gunungsitoli menyambut Hari Santri Nasional secara sederhana untuk mendoakan keselamatan bangsa bangkit kembali dari lilitan pandemi Covid-19 di Pondok Pesantren Putri Ummi Kalsum, Rabu (20/10).
Istigosah tersebut dihadiri Kakan Kemenang, H. Saripuddin Daulay, MPd, Ketua MUI, KH. Abdul Hadi, SH, dan Ketua PCNU Rusuddin Zaluhu, Ketua PC Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Armansyah Zebua, SPdI, pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah, Ushuluddin, SPdi, Kasubbag TU, Kepala Seksi Pendis, para Kepala Madrasah, Pengawas Madrasah-PAI, para Kepala KUA, para Penyuluh serta ASN di lingkungan Kemenag Gunungsitoli.
Pimpinan Ponpes Putri Ummi Kalsum menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan sebagai tuan rumah dalam acara doa istigoasah itu.
"Merupakan kebanggaan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Ummi Kalsum atas kepercayaan Kakan Kemenag sebagai tempat pelaksanaan acara kita pagi hari ini. Yang sebeulumnya kegiatan ritual hari santri seperti ini beberapa tahun ini belum terlaksana akibat penularan pandemi Covid-19," kata Hj. Mazidan, SAg, MM, yang juga tokoh penggerak Muslimat NU di Kepulauan Nias.
Selanjutnya dalam kesempatan itu, pimpinan Majelis Ulama Indoesia Gunungsitoli sangat mendukung kegiatan seperti yang delaksanakan keluarga besar Kemenag untuk mendekatkan diri kepada ALLah SWT.
"Kita sebagai Umat Islam disamping ikhtiar, kita juga harus memperbanyak mita pertolongan kepada Allah SWT, kita banyak besyukur kepada Nya, bangsa kita diselamatkan dari kegeliasahan dan kehawatiran disebabkan adanya ujian besar, pandemi Covid-19 yang melanda bangsa kita," ujar KH. Abdul Hadi.
Kakan kemenag juga menjelskan sejarah singkat peran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia ini dan proses lahirnya Hari Santri Nasional.
Pondok pesantren yang banyak melahirkan para tokoh bangsa yang komit untuk berjuang melawan kolinialisme Belanda, seperti Haji Omar Said (HOS) Tjokroaminoto pendiri Serikat Islam, Ormas Islam Pertama di Indoesia, Hadratusyekh KH. Hasyim As’ary pendiri Nahdlatul Ulama, KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, dan tokoh lainnya.
"Tidak kalah pentingnya lahirnya Hari Santri yang kita peringati hari ini tidak terlepas dari peristiwa bersejarah, yakni seruan fatwa Resolusi Jihad Nadlatul Ulama yang disampaikan KH. Hasyim As’ari, pada 22 Oktober 1945 untuk melawan agresi Belanda II mempertahankan kedaulatan NKRI dari tangan kolonialis. Latar belakang historis Hari Santi ini harus kita jelaskan kepada para santri ini," kata Saripuddin. (hrp)
Comments