Kemenag Pusatkan Hari Santri di Ponpes Hidayatullah, Wakil Walikota Gunung Sitoli Temu Ramah dengan Pengurus Ponpes
GUNUNGSITOLI
suluhsumatera : Kementerian Agama (Kemenag) Kota Gunungsitoli melaksakan upacara Hari Santri Nasional tahun 2021 sebagai puncak perhelatan besar bagi kaum sarungan itu.
Usai upacara, dilanjutkan termu ramah dan silaturrahmi Wakil Walikota Gunungsitoli, Sowa’a Laoli, SE, MSi didampingai Kakan Kemenag H. Saripuddin Daulay, SAg, MPd dengan suasana penuh kehangatan bersama pimpinan pondok pesantren dan juga para ulama yang tergabung dengan Keluarga Besar Kementerian Agama di Aula Ponpes Hidayatullah Nias, Jumat (22/10/2021).
Pada kegiatan tersebut yang menjadi pembina upacara sekaligus membacakan amanat Mentri Agama RI adalah Wakil Walikota, Sowa’a Laoli, SE, MSi dan Perwira Upacara Budi Alamsyah, SAg yang juga Kepala MTS NU Kota Gunungsitoli.
Sedangkan panitia pengarah Dr. H. Jul Karman Tanjung, penagnggujawab seluruh kegiatan Hari Santri Ka. Subbag Tata Usaha, Armansyah Zebua, SPdi dan yang menjadi Ketua, Ustaj Ushuluddin Harahap, SAg juga sebagai Kepala MAS Hidayatullah Nias.
"Peserta upacara Hari Santri tahun ini diperkirakan sekitar 350 orang terdiri dari berbaga santri utusan Ponpes Putri Ummi Kalsum, Pesanten Hidayatullah, MAN Gunungsitoli, MTSN Gunungsitoli, dan utusn madrasah lainnya," ungkap Jul Karman Tanjung.
Wakil Walikota menyampaikan, pondok pesantren memberikan andil cukup besar dalam memerdekakan Bangsa Indosesia dari kolonialsime Belanda. Ponspes banyak melahirkan tokoh-tokoh besar untuk membangun bangsa ini.
Presdin Jokowi telah mengeluarkan Undang-Undang Pondok Pesantren No. 18 tahun 2019 dan juga keputusan terkait dengan kewajiban pemerintah untuk memperhatikan pendanaan Ponpes.
"Oleh karena itu mari kita perkuat persatuan dan kesatuan untuk membangun negeri ini," harap Sowa’a Laoli.
Kakan Kemenag Kota Gunungsitoli menympaikan, latar belajang lahirnya Hari santri Nasional sekarang ini proses sejarah dan proses politik yang panjang para ulama.
Para Ulama telah banyak berkorban untuk memperjuangkan kedaulatan NKRI dari genggaaman tangan penjajah.
Hadratussyekh Hasyim As’ary pendiri Nahdlatul Ualam dan sejumlah ulama lainnya telah mengeluarkan resolusi jihad dalam bentuk fatwa menyerukan kepada seluruh Umat Islam untuk berjihad dan mati sahaid melawan kolonial, pada 22 Oktober 1945.
"Sehingga meletus pertempuran 10 Nopember 1945, menewaskan Gubernur Jenderal Mallaby dan para pasukan setianya. Selama tiga hari Surabaya mencekam. Oleh karena itu kami imbau seuai dengan ikrar santri hari ini dan kedepannya. Siap jiawa raga untuk mengawal NKRI. Tentunya dalam konteks hari ini jihad santri diharapkan pada siap jiawa raga untuk membangun NKRI yang berdaulat dan maju bisa besaing dengan negara-negara lainnya," harap Saripuddin Daulay. (hrp)
Comments