Harga Kedelai Melambung Tinggi, Penggemar Tahu Tempe Harus Gigit Jari
Suluhsuamtera - Penggemar tahu dan tempe harus bersiap mengencangkan ikat pinggang, karena harga kedelai yang jadi bahan baku makanan itu makin mahal.
Hal itu terpantau dari bursa berjangka komoditas global, yang mencatatkan kedelai naik ke posisi harga tertinggi.
Merespons harga kedelai impor yang makin mahal, sebelumnya perajin tahu tempe memilih mogok produksi. Aksi mogok selama 3 hari pada 21-23 Februari 2022 kini sudah berakhir. Namun harga tahu tempe naik, disertai ukurannya yang mengecil.
Mengutip Kumparan dari data bursa berjangka komoditas global, Chicago Mercantile Exchange (CME), harga kedelai pada perdagangan Kamis (24/2) WIB mencapai USD 16,75 per bushel/gantang. Jika dikonversi ke rupiah, harganya setara Rp 12.300 per kg.
"Itu merupakan harga tertinggi dalam 10 tahun, terhitung sejak 2012. Walaupun kemudian sedikit turun ke posisi USD 16,71 per gantang," tulis Bloomberg dikutip Kamis (24/2).
Harga kedelai impor di Indonesia sempat menyentuh posisi tertinggi di Mei 2021 di kisaran Rp 12.000 per kg. Sedangkan saat ini di kisaran Rp 11.500 per kg. Sebagai gambaran, harga rata-rata kedelai impor pada 2020 hanya di kisaran Rp 8.500 per kg.
Lebih dari 80 persen kebutuhan kedelai di dalam negeri harus diimpor, khususnya dari Amerika Serikat (AS). Kebutuhan kedelai Indonesia sebesar 3 juta ton per tahun. Termasuk untuk para pengrajin tahu dan tempe. Sedangkan produksi kedelai lokal hanya 500 ribu sampai 750 ribu ton per tahun.
Impor kedelai Indonesia dari AS, tak seberapa dibandingkan China yang mencapai 100 juta ton per tahun. Dengan posisi itu, Indonesia tak punya daya tawar untuk mengendalikan harga kedelai global.
“Kalaupun kita impor maksimal dari AS 2,4-2,5 juta ton, kita bandingkan China yang setiap tahun 100 juta ton sebenarnya enggak ada apa-apanya,” jelas Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan, pada acara Gambir Trade Talk 2022, Rabu (23/2).
"Jadi tidak mungkin juga perilaku kita itu memengaruhi kepada harga kedelai, karena market dipengaruhi supply dan demand," imbuhnya.
Hampir semua komoditas pertanian menunjukkan tren kenaikan harga di bursa CME. Selain kedelai, gandum juga mencatatkan rekor tertinggi. Hal ini dipicu oleh ketegangan politik Rusia-Ukraina, dan risiko kekeringan di AS yang berpotensi menurunkan produksi hasil-hasil pertanian.
Lonjakan harga juga dipengaruhi masalah logistik dan pengiriman. Jika konflik politik Rusia-Ukraina yang melibatkan AS dan negara-negara Eropa pecah jadi konflik militer terbuka, hal ini dikhawatirkan akan mengganggu transportasi kargo.
Comments