Jubir Kemenkes Arab Saudi Pamit Usai Umumkan Covid-19 Hampir Berakhir
Suluhsumatera - Arab Saudi dan Indonesia sama-sama mengumumkan kasus perdana COVID-19 pada 2 Maret 2020. Kedua negara berjibaku melawan virus corona dengan cara masing-masing. Kini, setelah dua tahun berlalu, pandemi di Arab Saudi hampir berakhir.
Arab Saudi pada Sabtu (5/3/2022) malam mengumumkan pencabutan mayoritas pembatasan akibat COVID-19 yang berlaku sejak dua tahun lalu. Salah satu yang dicabut adalah kewajiban karantina institusional dan karantina rumah bagi mereka yang datang dari luar negeri.
“COVID-19 hampir berakhir di Arab Saudi berkat kesadaran masyarakat dan komitmen masyarakat untuk tindakan pencegahan dan perluasan pelaksanaan vaksinasi,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Dr Mohammed Al-Abdali, dalam konferensi pers pada Minggu (6/3/2022), dikutip dari Saudi Gazette.
Jumpa pers yang selama ini digelar rutin itu sekaligus menjadi konferensi pers terakhir Kementerian Kesehatan dengan materi update COVID-19.
Jubir Kemenkes berpamitan saat mengumumkan berakhirnya konferensi pers berkala tersebut.
Jubir Kemenkes menjelaskan sejak pandemi terjadi, pihaknya telah melakukan 225 konferensi pers. Jumpa pers akan diadakan di masa mendatang jika diperlukan.
Pengumuman harian kasus COVID-19 akan diunggah di website covid19.moh.gov.sa.
Kasus Positif Turun dan Vaksinasi Digenjot
Dr Mohammed Al-Abdali juga mengumumkan bahwa kasus positif COVID-19 saat ini turun 95% dan kasus kritis mencatat tingkat penurunan tertinggi, yaitu turun 62%.
“Pemerintah Arab Saudi menerapkan protokol internasional terbaik dan menghasilkan cakupan lebih dari 99% dari yang ditargetkan dalam program vaksinasi,” tambahnya.
Menurutnya, lebih dari 61 juta dosis vaksin virus corona telah diberikan di Arab Saudi. Penduduk negara kerajaan itu sekitar 35 juta.
Meskipun pandemi di Arab Saudi nyaris berakhir, Mohammed Al-Abdali mengatakan bahwa virus corona masih ada dan wabah di dunia belum berakhir. Masih banyak negara yang menghadapi tingginya angka kematian akibat virus COVID-19.
Dia juga menyatakan bahwa virus corona dan gelombang penularannya tidak terkait erat dengan cuaca, iklim, dan suhu. “Ada kemungkinan mutan dari virus akan muncul di masa depan,” ujarnya mewanti-wanti.
Comments