Presiden Ukraina Zelensky Sebut Ada 16 Ribu Warga Asing Ingin Perang Lawan Rusia
Suluhsumatera - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut sekitar 16.000 warga asing dalam perjalanan ke negaranya sebagai relawan untuk ikut berperang melawan Rusia.
Ini akan menambah kekuatan Ukraina di samping peralatan tempur bantuan negara Barat yang terus mengalir datang.
“Ukraina terus menerima persenjataan setiap hari dari mitra kami, teman dekat. Senjata semakin kuat setiap hari,” kata Zelensky, dalam pesan video yang diunggah ke media sosial seperti yang dikutip iNews, Kamis (3/3/2022).
"Ukraina menyambut relawan asing yang datang ke negara kita, kelompok pertama dari 16.000. Mereka datang untuk membela kemerdekaan dan nyawa. Untuk kita, untuk semua orang dan ini akan berhasil, saya yakin," ujarnya, lagi.
Sebelumnya, Zelensky mengumumkan pembentukan Legiun Internasional Pertahanan Teritorial, unit paramiliter yang didukung pemeritnah bagi warga asing yang ingin bergabung.
Beberapa negara Eropa, seperti Inggris dan Latvia, menyatakan tidak akan melarang warganya pergi berperang di Ukraina.
Relawan internasional serta tentara bayaran sebenarnya bukan hal baru dalam konflik Rusia dan Ukraina.
Mereka diyakini telah lama terlibat dalam perang di Donetsk dan Luhansk (Donbass), dua wilayah di Ukraina yang memisahkan diri.
Sepekan sebelum menyerang Ukraina, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengaku telah mengamati pemingkatan perekrutan tentara bayaran.
Dia menyebut warga asing berpengalaman dikerahkan ke Donbass untuk membantu militer Ukraina.
“Ada informasi bahwa tentara bayaran dari Kosovo, Albania, serta Bosnia dan Herzegovina direkrut untuk dibkirim ke Donbass serta negara-negara lain, untuk mengacaukan Rusia. Kami sedang mengeceknya,” kata Lavrov, kepada RT, saat itu.
Comments