Kejahatan Perang Rusia, Ukraina Tuding Ada Penggalian Mayat yang Ditutupi di Kota Mariupol
Suluhsuamtera - Ukraina terus menggambarkan agresi Rusia sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dewan Kota Mariupol kemudian melayangkan tudingan lain pada Jumat (15/4). Pihaknya mengeklaim, pasukan Kremlin berupaya menutupi tindak kejahatan tersebut.
Mengutip Kumparan, otoritas Mariupol mengatakan, para serdadu mulai menggali mayat korban tewas. Mereka terkubur di pekarangan blok-blok perumahan kota pelabuhan itu.
Pejabat setempat menambahkan, Moskow juga tidak mengizinkan penduduk untuk menguburkan korban tewas. Para korban tersebut diduga dibantai oleh pasukan Rusia.
"Di setiap pekarangan mereka menempatkan pengawas mereka sendiri, yang tidak mengizinkan penduduk Mariupol untuk memberikan tanah kerabat atau kenalan mereka yang telah meninggal," tulis Dewan Kota Mariupol di Telegram, sebagaimana dikutip dari Sky News.
"Tidak diketahui mengapa penggalian akan dilakukan dan ke mana jenazah akan dikirim," sambung unggahan itu.
Para pejabat meyakini, Kremlin sedang menyembunyikan bukti-bukti kejahatan perang di wilayah tersebut. Namun, pihaknya menegaskan, mereka tidak akan bisa melakukan itu.
"Tapi mereka tidak akan berhasil, seluruh dunia sudah merekam banyak kejahatan tentara Rusia di Mariupol," imbuh pernyataan itu.
Kota pelabuhan itu mengalami pengepungan oleh pasukan Moskow sejak awal invasi. Mariupol dinilai strategis untuk digunakan dalam pergerakan militer. Sebab, Mariupol menghubungkan Krimea dengan wilayah separatis yang didukung Moskow di Donbass.
Hingga sebulan kemudian, Ukraina masih berjuang mempertahankan kota dengan populasi 500.000 orang itu. Pasukan Kiev melawan dari dalam pabrik-pabrik metalurgi dan mesin berat raksasa di kota itu.
Jumlah resmi korban tewas di kota itu tidak diketahui. Tetapi, ribuan warga sipil diyakini telah direnggut nyawanya.
Sementara itu, penduduk lain bertahan hidup dengan pasokan makanan dan air yang menyusut. Mereka bahkan tak lagi memiliki listrik untuk penghangat.
Kendati demikian, sejumlah warga mungkin dapat segera melarikan diri. Pada Sabtu (16/4), kedua pihak menyepakati sembilan rute evakuasi.
Wakil Perdana Menteri Ukraina , Iryna Vereshchuk, melaporkan rute evakuasi akan kembali diupayakan dari Mariupol. Para warga dapat berangkat dalam mobil pribadi.
Comments