Rusia Perangi Ukraina, Jepang Secara Drastis Tingkatkan Kekuatan Militernya
Suluhsumatera - Agresi Rusia di Ukraina memicu kekhawatiran sejumlah negara salah satunya Jepang. Negara itu akan memperkuat kemampuan militernya secara drastis.
Jepang khawatir operasi militer Rusia di Ukraina dapat memicu ketidakstabilan di Asia Timur.
Langkah ini terungkap lewat rancangan kebijakan ekonomi Jepang yang dilihat oleh wartawan Reuters, baru-baru ini.
Karenanya, saat bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada Senin (23/5/2022), Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjanji untuk meningkatkan anggaran pertahanan negaranya secara substansial seperti yang dilansir iNews.
Sayangnya, rancangan kebijakan tersebut—yang berisi garis besar ekonomi jangka panjang Jepang yang selalu diperbarui setiap tahun—tidak memberikan perincian tentang pengeluarannya.
Akan tetapi, untuk pertama kalinya Jepang menyatakan ada upaya dari negara-negara tertentu untuk secara sepihak mengubah status quo dengan paksa di Asia Timur, sehingga membuat keamanan regional semakin parah.
Rancangan tersebut juga tidak memerinci ancaman keamanan di kawasan yang dimaksud, tetapi para perencana militer Jepang telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang China. Selama ini, Jepang memang memiliki sengketa teritorial jangka panjang dengan China, di samping dengan Korea Utara dan Rusia.
“Kita akan memperkuat kemampuan pertahanan secara drastis yang akan menjadi jaminan utama untuk mengamankan keamanan nasional,” demikian bunyi pernyataan dalam dokumen rancangan kebijakan itu.
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada Kamis (26/5/2022) menyerukan agar pemerintahan Kishida meningkatkan belanja pertahanan hampir 7 triliun yen (Rp802,74 triliun) untuk tahun fiskal berikutnya. Besaran itu naik dari 5,4 triliun yen dibandingkan dengan anggaran awal tahun ini.
Menurut Abe, peningkatan belanja militer ini penting, mengingat pengeluaran militer China yang juga meningkat serta ancaman rudal dari Korea Utara.
"Wajar (bagi pemerintah) untuk mengamankan pengeluaran pertahanan yang setara dengan 2 persen dari PDB,” kata Abe—yang masih memegang pengaruh besar sebagai ketua faksi terbesar di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, seperti dikutip Jaringan Televisi Nippon.
Kishida belum memberikan pernyataan resmi seberapa besar dia bakal meningkatkan pengeluaran militer Jepang untuk tahun fiskal baru yang akan dimulai pada April 2023.
Comments