Harga Minyak Mentah Dunia Melemah, Penyebabnya Karena Hal Ini
Suluhsumatera - Harga minyak mentah dunia melemah setelah mengalami reli pada tiga sesi sebelumnya. Koreksi kedua benchmark minyak pagi ini terjadi setelah Brent dan WTI naik lebih dari 2 persen pada, Selasa (28/6/2022) didorong kekhawatiran atas ketatnya pasokan global.
Pantauan bursa ICE pada Rabu (29/6/2022) pukul 09:25 WIB, harga Brent untuk kontrak September 2022 koreksi 0,72 persen di 112,98 dolar AS per barel.
Adapun West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman September juga turun 0,53 persen di 111,17 dolar AS per barel.
Kesepakatan negara-negara G7 untuk menghimpun segala cara demi membatasi harga minyak Rusia turut mendukung sentimen pasar.
"Investor saat ini sedang membuat penyesuaian posisi, tetapi harga minyak masih tetap bullish menyusul ekspektasi bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) tidak akan dapat meningkatkan produksi secara signifikan untuk memenuhi permintaan yang pulih," ujar Manajer Riset Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa dikutip dari Reuters.
Kikukawa menganalisa harga minyak mentah masih akan bertahan di atas 110 dolar AS per barel mengingat ada kekhawatiran pasar atas potensi gangguan pasokan akibat badai musim panas di Amerika Serikat.
Kabar dari wilayah timur tengah, Arab Saudi dan UEA baru saja mengumumkan kesanggupan mereka untuk menggenjot produksi.
Kedua anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) itu dinilai memiliki kapasitas cadangan minyak yang cukup besar untuk menggantikan stok Rusia yang hilang akibat sanksi barat.
Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan pada Senin (27/6/2022) bahwa UEA memiliki kapasitas produksi maksimal 3,168 juta barel per hari (bph) berdasarkan perjanjian dengan OPEC dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+. Sementara Arab Saudi menyatakan hanya dapat menambah produksi minyak 150.000 barel per hari
Seperti diketahui, pendapatan minyak OPEC melonjak pada tahun 2021 menyusul kenaikan harga dan lonjakan permintaan yang pulih dari pandemi Covid-19.
Comments