Inspektorat Madina Respon Temuan BPK Soal Proyek Pengamanan Banjir di Panyabungan Timur
PANYABUNGAN
suluhsumatera : Inspektorat Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menanggapi hasil audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Sumatera Utara, pada proyek pembangunan pengamanan banjir di Kec. Panyabungan Timur.
Pasalnya adanya temuan ini, dijelaskan Kepala Inspektorat Madina, Rahmad Daulay, setelah BPK melayangkan surat ke Inspektorat, pada 8 Juli 2022 lalu.
Dalam surat itu, kata Rahmad, BPK menjelaskan, ditemukan kelebihan bayar dan denda kepada PT. THG selaku pelaksana pekerjaan.
“Benar, ada temuan dalam audit BPK. Untuk nilainya itu masih dalam kajian internal kita. Hanya saja, BPK memberikan waktu selama 60 hari untuk proses pengembaliannya,” kata Rahmad, Senin (25/7/2022) sore.
Rahmad menjelaskan secara administratif, sebenarnya proses pembangunan dek di Panyabungan Timur ini sudah dinyatakan selesai, dikarenakan pekerjaan dek ini merupakan pekerjaan TA 2020.
Namun jika adanya perubahan desain dan volume, maka waktu pengerjaannya dapat diperpanjang.
“Secara rinci memang saya belum membaca kontraknya. Namun karena pekerjaan ini TA 2020, seharusnya dinyatakan sudah selesai. Tapi bagaimanapun nanti kita lihat kontrak perpanjangan pekerjaan itu,” terangnya.
Namun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, Edi Sahlan sebelumnya menyebutkan, ada dana yang masih ditahan dan belum dibayarkan kepada perusahaan yang mengerjakan proyek itu.
“Ada sekitar delapan persen lagi yang belum dibayarkan. Pekerjaan ini juga sudah dibuatkan adendumnya hingga September 2022. Nanti kita koordinasikan lagi dengan PPK-nya,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Sekadar diketahui, rehabilitasi pengaman banjir di Kec. Panyabungan Timur ini terus menjadi soroton publik, karena pembangunannya yang dianggap kurang mengesankan.
Dek penahan ini adalah program BPBD Madina. Biaya pembangunannya fantastis, mencapai Rp.11.114.150.000 yang dikerjakan oleh PT THG.
Dibangun di tiga segmen, yakni segmen Desa Tebing Tinggi, segmen Simpang Suga, dan segmen Sidaing Desa Parmompang.
Dianggap kurang mengesankan karena ada beberapa dek yang terlihat masih menganga sehingga membuat material tanah penimbun tergerus air.
Parahnya dek tersebut juga terlihat belum ditimbun penuh, sehingga menyebabkan badan jalan lintas Panyabungan-Pagur retak-retak. (ir)
Comments