PM Inggris Boris Johnson Tunjuk Menteri Keuangan Berlatar Muslim, Ini Profil Nadhim Zahawi
Suluhsumatera - PM Inggris Boris Johnson bergerak cepat setelah dua pejabat di kabinetnya yakni Menteri Kesehatan Sajid Javid dan Menteri Keuangan Rishi Sunak mengundurkan diri.
Johnson mengangkat Nadhim Zahawi menjadi Menkeu Inggris pada Selasa (5/7) atau di hari yang sama dengan mundurnya Javid dan Sunak.
Dikutip dari Reuters, pria 55 tahun itu akan menghadapi tekanan berat dalam pekerjaan barunya karena harus menangani potensi perlambatan ekonomi Inggris dan terburuk adalah ancaman resesi.
Zahawi sebelumnya merupakan Sekretaris Pendidikan dan juga mantan anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif. Selain itu, Zahawi pernah menjabat Menteri Pendidikan Junior.
Selama menjabat Menteri Pendidikan Junior, Zahawi bekerja di departemen pendidikan dan bisnis. Ia bertanggung jawab atas peluncuran vaksin COVID-19 pada tahun 2020.
Pada tahun 2021, Boris Johnson mempromosikannya ke kabinet sebagai Sekretaris Pendidikan untuk menjalankan kebijakan pendidikan.
Sebelumnya, Sunak memutuskan mundur setelah terlibat konflik dengan Johnson terkait pengeluaran negara. Menurutnya, hal ini tidak bisa lagi ditoleransi.
"Bagi saya, mundur sebagai menteri ketika dunia menderita akibat pandemi, perang di Ukraina dan tantangan serius lainnya adalah keputusan yang saya buat. Tidak bisa dianggap enteng," kata Sunak.
"Publik berhak untuk berharap pemerintah bisa melakukan hal yang benar, kompeten dan serius. Saya menyadari ini mungkin pekerjaan menteri terakhir saya, tapi saya percaya standar ini layak diperjuangkan dan itulah sebabnya saya mengundurkan diri," lanjut dia.
Profil Nadhim Zahawi
Zahawi lahir di Baghdad, Irak, dari keluarga Kurdi pada 2 Juni 1967. Ia pindah ke Inggris saat berusia sembilan tahun ketika orang tuanya melarikan diri dari rezim Saddam Hussein.
Dia dibesarkan di Sussex dan dididik di King's College School, London Barat. Zahawi menyelesaikan pendidikan tingginya di University College London di mana ia belajar teknik kimia.
Pada 2000, ia mendirikan YouGov, sebuah perusahaan riset pasar terkemuka yang sejak itu menjadi terkenal karena keakuratan jajak pendapat politiknya. Perusahaan yang digagas Zahawi itu awalnya hanya berkantor di gudang kebun, YouGov kini mempekerjakan lebih dari 400 orang di tiga benua.
Lima tahun kemudian, ia kembali meluncurkan perusahaan di London, Stock Exchange.
Berkat pencapaiannya membangun dalam dunia bisnis, Zahawi dinobatkan sebagai entrepreneur of the year oleh Ernst & Young pada 2008.
Pada Januari 2010, ia mundur dari YouGov untuk mencalonkan diri sebagai Anggota Parlemen untuk Stratford-on-Avon. Di sini Zahawi memulai karier politiknya.
Setelah memenangkan kursi, Zahawi terpilih menjadi anggota Komite Pemilihan Bisnis, Inovasi dan Keterampilan, yang meneliti dampak kebijakan pemerintah terhadap bisnis.
Tiga tahun kemudian, pada 2013, Zahawi diangkat ke Dewan Kebijakan Perdana Menteri dengan tanggung jawab khusus untuk bisnis dan ekonomi.
Tak hanya itu, pada Juni 2014, ia terpilih menjadi Komite Pemilihan Urusan Luar Negeri, yang mengkaji kebijakan luar negeri pemerintah. Zahawi dua kali terpilih ke dalam komite ini, yakni pada tahun 2015.
Usai dari sana, Zahawi ditunjuk oleh David Cameron sebagai Penasihat Magang Perdana Menteri. Lalu pada 9 Januari 2018, ia dipercaya menjadi Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen di Departemen Pendidikan. Ia menduduki posisi itu hingga 26 Juli 2019.
Selepas dari Wamenlu Parlemen itu, Zahawi kembali dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Negara untuk Industri Parlemen. Dan Vovemner 2020, ia diangkat menjadi Menteri Penyebaran Vaksin COVID-19.
Pada September 2021 Zahawi diangkat menjadi Sekretaris Negara Bidang Pendidikan.
Pada posisi itu, Zahawi fokus menyampaikan berbagai isu: mulai dari memerangi pembangunan yang tidak sesuai di daerah pemilihan, hingga reformasi kesejahteraan, mengembangkan manajemen lalu lintas yang lebih baik di Stratford, meningkatkan kualitas dan ketersediaan pendidikan tinggi non-universitas dan yang terbaru menentang perubahan pada layanan di Rumah Sakit Umum Horton di Banbury digunakan oleh banyak konstituen.
Zahawi pernah menulis Masters of Nothing dengan sesama anggota parlemen Matt Hancock.
Buku ini menceritakan perilaku manusia di balik kehancuran perbankan dan diakhiri dengan rekomendasi kebijakan yang dirancang untuk mencegah krisis di masa depan. Beberapa rekomendasi ini diadopsi oleh pemerintah.
Zahawi yang tercatat sebagai salah satu politisi terkaya itu menikah dengan Lana dan memiliki tiga orang anak.
Comments