Perdana Menteri Malaysia Resmikan MIHAS dan Matrade Digital
KUALA LUMPUR
suluhsumatera : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Malaysia (UMKM) semakin memanfaatkan platform seperti Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) untuk mengakses peluang yang berkembang di pasar halal global.
Pada 18 edisi MIHAS 2022, yang diluncurkan oleh Perdana Menteri Malaysia, YAB Datuk Seri Ismail Sabri bin Yaakob hari ini, sangat mencerminkan tren yang berkembang ini.
MIHAS 2022, yang berlangsung di Malaysia International Trade and Exhibition Centre (MITEC) berjalan dari 7-10 September 2022.
CEO Perusahaan Pengembangan Perdagangan Eksternal Malaysia (MATRADE), Datuk Mohd. Mustafa Abdul Aziz telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah peserta pameran Malaysia termasuk UMKM peserta MIHAS sejak pertama kali diselenggarakan di 2004.
“Misalnya, tahun ini ada kenaikan tahun ke tahun sebesar 326,4 persen dari peserta pameran local yang berpartisipasi dalam MIHAS 2022,” katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar peserta pameran lokal ini adalah UMKM.
Selain itu, banyak juga pengusaha yang relatif lebih muda.
YB Datuk Lim Ban Hong, Wakil Menteri, Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (MITI), yakin ini dan program lain yang telah dilakukan MATRADE telah selesai tahun ini dan akan terus membantu lebih banyak perusahaan Malaysia bersertifikat halal untuk mengakses pasar halal global yang sedang berkembang.
Misalnya, pasar Halal di kawasan ASEAN saja diperkirakan bernilai US$900 miliar, menunjukkan potensi pangsa pasar yang perusahaan Malaysia dapat memperoleh keuntungan sebagai produsen produk dan layanan halal.
Saat ini, lebih dari 8.000 perusahaan di Malaysia diakui dan disertifikasi sebagai Halal oleh Departemen Pembangunan Islam Malaysia (JAKIM). Namun, diperkirakan hanya 20 persen saat ini mengekspor.
Menurut Rencana Malaysia ke-12 (12MP), UKM adalah diharapkan berkontribusi 45 persen terhadap produk domestik bruto negara dan 25 persen terhadap total ekspor pada tahun 2025.
Dipatok sebagai acara perdagangan Halal terbesar di dunia, MIHAS 2022 yang mengusung tema 'Mendiversifikasi Kemungkinan Halal' sesuai target untuk mencapai penjualan RM1,9 miliar dan karenanya berperan dalam mendukung target ekspor 12MP dengan meningkatkan jumlah Malaysia UMKM memperluas jejak mereka ke pasar halal global.
Transformasi UMKM menjadi lebih sadar akan peluang ekspor dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk berbagai jenis program yang MATRADE telah diselenggarakan selama bertahun-tahun seperti MIHAS.
“Kami terus berinovasi untuk mengikuti tren dan harapan yang berkembang. Misalnya, tahun lalu MATRADE diselenggarakan sepenuhnya mode virtual. Tahun ini diselenggarakan dalam mode hibrid,” kata Datuk Mohd. Mustofa Abdul Aziz.
Pendekatan ini memungkinkan kesepakatan perdagangan lintas batas untuk melanjutkan antara eksportir lokal dan pembeli internasional dengan fleksibilitas, terlepas dari geografis dan zona waktu perbedaan.
Penggunaan metode inovatif baru MATRADE secara konstan seperti pencocokan bisnis virtual sebagai serta Program Sumber Internasional (INSP) semuanya telah memainkan perannya untuk memacu meningkatnya jumlah UMKM Malaysia yang menjajaki pasar Halal global.
Melalui upaya KBRI Kuala Lumpur dan Matrade Jakarta, Indonesia berhasil merekrut 28 perusahaan Indonesia untuk dipamerkan di MIHAS.
“Pada saat yang sama, 9 pembeli dari Indonesia juga direkrut untuk bergabung dengan INSP untuk bertemu dengan pemasok dari Malaysia,” menurut Ibu Anisah Ali, Trade Commissioner MATRADE Jakarta.
Menurut beliau juga, ini menunjukkan minat perusahaan-perusahaan Indonesia untuk memanfaatkan MIHAS dan memanfaatkan peluang di pasar halal global.
Mencerminkan agenda digitalisasi bangsa di bidang perdagangan, Perdana Menteri juga meluncurkan MATRADE Digital Learning (MDL) tepat setelah meresmikan MIHAS 2022.
MDL adalah sebuah platform pembelajaran virtual yang didedikasikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang Malaysia perusahaan dengan menyediakan konten holistik tentang topik terkait ekspor.
Konten untuk MDL dikembangkan sebagian melalui kolaborasi dengan Google Malaysia dan berisi 13 modul yang sangat relevan dengan industri.
MIHAS edisi ke-18 didukung oleh Konvensi Malaysia & Biro Pameran (MyCEB), sebuah agensi di bawah Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia (MOTAC).
MyCEB menyoroti 13 klaster halal termasuk makanan dan minuman, kosmetik dan perawatan diri, busana sederhana, teknologi pangan, farmasi, media dan rekreasi, e-perdagangan, keuangan Islam, perjalanan ramah Muslim, waralaba, pendidikan, dan MIHAS cluster terbaru yang akan diperkenalkan tahun ini, kerajinan tangan dan karya seni Islami. (hrp)
Comments