Mengikuti Seleksi P3K SMAN2 Bilah Hilir Pakai Tarif, Kabid Disdik Provsu: Kami Baru Dapat Informasi Ini
LABUHANBATU
suluhsumatera : Terkait dugaan praktek Pungutan Liar (Pungli) terhadap delapan guru honor di Labuhanbatu yang diduga dilakukan oleh oknum Kepala Sekolah dengan modus guna mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) di SMAN2 Bilah Hilir, Kab. Labuhanbatu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Provinsi Sumatera Utara (Provsu) angkat bicara.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Sumatera Utara, Drs. H. Arsen Nasution, MA melalui Kepala Bidang Pembinaan SMA/SMK Provsu, Basir Hasibuan kepada wartawan mengaku baru dapat informasi ini secara lisan.
“Baru dapat kami informasi ini secara lisan. Karena, tidak ada laporan secara tertulis,” sebut Basir Hasibuan melalui pesan WhatsApp, (25/1/2023).
Dirinya juga telah mendapat informasi terkait dugaan Pungli ini merebak di kalangan masyarakat, terkhusus dari pemberitaan dan beliau juga mendengar informasi Cabdis Rantauprapat, Labuhanbatu telah memanggil oknum Kepsek SMAN2 Bilah Hilir.
“Semalam saya dengar informasi Cabdis Rantauprapat, Labuhanbatu telah memanggil Kepsek yang bersangkutan, coba hubungi Cabdis,” timpalnya.
Sementara itu, Cabang Dinas (Cabdis) SMA dan SMK Rantauprapat, Kab. Labuhanbatu, Rahmat Rambe saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, hingga saat ini belum bersedia memberikan balasan.
Pada Kamis (19/01/2023) lalu, di salah satu kafe di Negeri Lama, Kec. Bilah Hilir, Kepala Sekolah SMA2 Bilah Hilir, Sri Adhawati didampingi suaminya, berinisial Ind yang juga tenaga guru honor di sekolah tersebut kepada sejumlah wartawan mengatakan, uang yang mereka terima dari delapan guru nominalnya kurang lebih Rp250 juta, sudah dikembalikan sebahagian.
“Namun masih ada tersisa sejumlah Rp80 juta lagi atau Rp10 juta per orangnya,” akunya.
Ind berjanji, sisa nominal tersebut akan dikembalikan, pada akhir Februari 2023 nanti. Namun, dirinya hanya mampu mengembalikan sejumlah Rp40 juta atau Rp5 juta kepada masing-masing guru.
Sebab kata Ind, biaya mereka selama di Medan untuk empat orang, diambil dari uang tersebut.
Ind juga menerangkan, telah memberi uang untuk operator pengurusan berkas P3K yang juga tenaga guru honor di SMAN2 Bilah Hilir.
Namun, saat ditanya guru honor yang sebagai operator tersebut menjelaskan, tidak ada pernah menerima uang pengurusan berkas seleksi P3K itu.
Terpisah, salah seorang guru yang tidak bersedia dituliskan identitasnya, saat dikonfirmasi mengaku, pernah ke Medan selama satu hari. Namun biaya makan disana tidak sepenuhnya dibayarkan oleh Indra.
“Ada juga yang kami bayar masing-masing. Nginapnya pun semacam wisma gitu, 1 kamar 4 orang. Kalau nggak salah satu malam saja, pas baru nyampek aja. Karna sorenya langsung pulang,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah guru berstatus tenaga kerja sukarela yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 (SMAN2) Bilah Hilir, Kab. Labuhanbatu, mengaku dibebankan biaya untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK/P3K).
Dari berapa tenaga guru yang dijanjikan kelulusan oleh oknum di SMAN2 Bilah Hilir untuk mengikuti P3K, menyatakan harus merogoh kocek Rp35 juta per orang, dengan alasan-alasan tertentu. Pada akhirnya, para guru tersebut tidak ada yang lulus.
Menindaklanjuti kebenaran terkait adanya dugaan praktek Pungutan Liar (Pungli) mengikuti P3K tersebut, saat dilakukan konfirmasi, Rabu (18/1/2023), Kepala SMAN2 Bilah Hilir, Sri Adawati, SPd menampik isu pengutipan yang ada di sekolah tersebut.
Menurutnya, informasi itu tidak benar.
“Tidak benar pak. Kalau mau konfirmasi jumpai langsung saya, agar tahu lebih jelas,” sebut Sri membalas pesan WhatsApp wartawan.
Disisi lain, sejumlah guru tenaga sukarela di SMAN2 Bilah Hilir yang menjadi korban pungutan untuk mengikuti seleksi P3K yang namanya enggan diberitahukan menjelaskan, kronologi singkat peristiwa tersebut.
“Awalnya kami dimintai uang Rp10 juta per-orang. Lanjut beberapa hari kemudian, di bulan November 2022, kami dimintai lagi Rp25 juta. Dan pada akhirnya diantara beberapa orang guru satupun tidak ada yang mengikuti P3K,” sebut salah seorang guru mewakili rekan yang lainnya. (azhari)
Comments