Wabup Tapsel Berharap Para Tokoh Masyarakat Aktif Berikan Gagasan dan Pengawasan Pembangunan
TAPANULI SELATAN
suluhsumatera : Wakil Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Rasyid Assaf Dongoran, MSi mengatakan, pembangunan masa lalu dan masa kini tentunya memiliki keunggulan dan kekurangan.
Namun kata Rasyid, saat ditemui di Rumah Dinasnya, Selasa (16/05/2023), kita harus juga jujur masih banyak keluhan, semua itu suatu keniscayaan dan menjadi bahan pemikiran bagi semua.
“Setiap kecamatan ada yang sama dan ada juga berbeda kebutuhan skala prioritas, yang paling faham itu adalah tokoh masyarakat yang bermukim disana. Namun perlu disadari, bahwa kemampuan dana pembangunan per tahun juga terbatas, dimana harus dibagi pada 15 kecamatan dan berbagai sektor pembangunan,” ujarnya.
Menurutnya, posisi para pemerintah hanyalah fasilitator pembangunan atau pelayanan masyarakat, bukan penguasa raja yang tukang atur dan dilayani masyarakat.
“Kami perlu masukan atau kritik yang baik, sesuatu yang disampaikan dengan cara baik, maka didapatkan dengan baik, agama juga mengatakan begitu, kita bersangka baik saja,” ungkapnya.
“Maka masyarakat harus bersuara, menyampaikan gagasan-gagasannya melalui berbagai mekanisme, baik mekanisme sesuai aturan seperti aktif di Musrembangdes, Musrembang kecamatan, dan Musrembang kabupaten,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, dapat juga secara mandiri masyarakat berkumpul dan menelurkan gagasan melalui media-media, atau juga melalui lembaga DPRD sebagai rumah kerja para anggota DPRD, dimana mereka yang mewakili suara-suara rakyat tentang apa yang sangat dibutuhkan, diperbaiki, dikritik untuk pembangunan Tapsel.
“Salah satu kritik selama ini berkepanjangan tentang pembangunan infrastruktur di Kec. Aek Bilah dan Kec. Saipar Dolok Hole, yang selama ini sebagai pusat kritik masyarakat,” sebutnya.
“Alhamdulillah ya, bicara fakta data, di Kecamatan Aek Bilah tahun 2020 anggaran pembangunan infrastrukturnya Rp3,3 milyar dan tahun 2021 naik menjadi Rp4 milyar lebih dan tahun 2022 naik lagi menjadi Rp7,7 milyar lebih, dan tahun 2023 kita belum bisa hitung karena belum selesai dikerjakan,” bebernya.
Begitu juga, sebut Rasyid, seperti di Kec. Saipar Dolok Hole, yang pada tahun 2020 anggaran infrastrukturnya sekira Rp3 milyar lebih, dan tahun 2021 naik menjadi Rp4 milyar lebih, serta tahun 2022 naik lagi menjadi Rp11 milyar lebih, dan untuk tahun 2023 belum selesai semua dikerjakan.
Meski begitu, dia mengakui bahwa belum terlihat memuaskan, karena tidak mungkin kecamatan lain tidak dibangun, sehingga perlu kesabaran untuk terus Pemkab Tapsel membangun infrastruktur di dua kecamatan tersebut.
“Sudah saatnya jangan lagi merasa inferior atau takut bersuara, jangan takut dikatakan sok vokal, jangan takut tekanan politik, ayo bersuara dengan lantang dan punya dasar pemikiran serta sopan bermartabat,” imbuhnya.
Disebutkan juga, vokal bersuara bukan artinya marah-marah dan menjadi penebar kebencian, menjelek jelekkan, mengancan-ancam. Jika itu dipakai, maka tradisi kuno.
“Jadilah perumus dan pejuang gagasan dan kritikus yang konstruktif, dan konsisten,” tandasnya.(baginda)
Comments