GMKI Cabang Sumedang Menggelar Konferensi Studi Lokal (KSL)
JATINANGOR
suluhsumatera : GMKI Cabang Sumedang melaksanakan Konferensi Studi Lokal (KSL) sebelum Konferensi Cabang (Konfercab) GMKI Sumedang ke XIX nantinya.
KSL turut dihadiri Ipda. Deny Irawan, SSos Kapolres Sumedang, Siti Asyaroh, ST, MSi Bappeda Sumedang, dan Drs. Ova Lathva Fouza dari Kesbangpol Sumedang.
Tema besar KSL GMKI Cabang Sumedang kali ini “Sumedang Pusat Pendidikan, Sudahkah Ramah Pendidikan”.
Heryanto, Ketua Cabang GMKI Sumedang, Kamis (13/7/2023) menyampaikan, tema yang diangkat ini berdasarkan hasil kajian dari Badan Pengurus Cabang GMKI Sumedang, merupakan kajian yang membahas permasalahan-permasalahan pada daerah pendidikan Kab. Sumedang.
“Adapun data yang diperoleh merupakan berdasarkan survey menggunakan google form yang dilakukan oleh Badan Pengurus Cabang GMKI Sumedang dalam waktu kurang lebih sebulan,” paparnya.
“Selain mengumpulkan semua pokok-pokok pikiran untuk dibawakan dalam Konferensi Cabang GMKI Sumedang ke XIX nantinya, kegiatan ini juga bertujuan memberikan wadah bagi para mahasiswa yang sedang kuliah di Kabupaten Sumedang, khususnya Jatinangor dan Sumedang untuk melontarkan keresahan, aspirasi, dan berdiskusi secara langsung dengan instansi daerah Sumedang terkait tentang kondisi kawasan pendidikan Kabupaten Sumedang saat ini,” ucap Dicky Hutasoit, selaku Ketua Pelaksana KSL tahun ini.
Dalam sesi diskusi, salah seorang peserta asal Kampus ITB, Ryan melontarkan pertanyaan mengenai ITB, yang dinilai kurang transparan dan tentang sinergitas Kabupaten Sumedang dengan ITB.
Realitanya kata dia, saat ini hampir setiap tanah kosong sudah dibangun kos-kosan dan bangunan.
“Sinergitas ITB dan Perda, tidak berhubungan langsung karena kewenangannya pemerintah pusat. Kesiapan pemerintah daerah sejauh ini ketika pembangunan sebagai dampak dari banyaknya mahasiswa, memang belum diadakan secara langsung,” jawab Siti Asyaroh, ST, MSi, selaku narasumber pertama terkait pembangunan kawasan pendidikan Kab. Sumedang.
Sedangkan Ipda. Deny Irawan, SSos juga mengatakan, Polres Sumedang telah memiliki Tim Kujang (Kami Jaga Untuk Sumedang) dengan nomor hubung 100, untuk melaporkan setiap tindakan-tindakan mencurigakan di sekitar kawasan pendidikan Kab. Sumedang.
Dalam sesi diskusi, peserta banyak menanyakan ke Kesbangpol tentang pendirian tempat ibadah Umat Kristen, yaitu gereja di Jatinangor.
“Masyarakat Jatinangor sangat kultural, salah satunya dalam hal keagamaan, tidak ada ibadah secara khusus kecuali di IPDN, namun untuk bangunan tidak mungkin didirikan karena mayoritasnya mahasiswa. Kami ingin ada wadah yang mampu menampung mahasiswa Kristen untuk beribadah,” tanya Heryanto Simatupang, salah seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Drs. Ova Lathva Fouza, dari Kesbangpol Sumedang menjawab, permasalahan ini sudah dikaji dan akan menjadi masukan bagi Pemda Sumedang.
Selain para mahasiswa, kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa organisasi lainnya, seperti Pos Pelayanan HKBP Riau, Lembaga Pelayanan Indonesia (LPMI) Jatinangor, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumedang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumedang, DPK KNPI Jatinangor, dan DPD KNPI Sumedang. (hrp)
Comments