RAPP Diminta Pindahkan Water Intake, Tidak Baik untuk Sirkulasi Penanganan Limbah
PEKANBARU
suluhsumatera : PT. Riau Andalan Pulp and Paper diminta secepatnya memindahkan sistem pengolahan air (water intake).
Pasalnya, keberadaan saat ini sangat tidak baik bagi sirkulasi penanganan limbah.
“Kami merekomendasikan agar PT. RAPP memindahkan water intake yang ada di Sungai Kampar,” kata Tim Analisis Mutu Dampak Lingkungan (Amdal) Kabupaten Pelalawan yang juga Peneliti Lingkungan di Universitas Riau, Dr. Muhammad Syafi’i MSi, Selasa (2/8/2023).
Water intake ini, sebut dia, posisinya ada di hulu menjadi kebagian hilir sungai, tepatnya pada titik pembuangan limbah produksi di PT. RAPP ke Sungai Kampar.
Dosen Unri ini menjelaskan, pihaknya bebeberapa hari lalu coba langsung turun ke sistem pengelolaan air, dan limbah PT. RAPP untuk mengambil sampel air.
Dari uji instrumen ukur, sambungnya, pada kanal limbah PT. RAPP yang mengalir ke Sungai Kampar ditemukan beberapa parameter air yang tidak layak.
Kemudian, tidak dalam batas ambang baku mutu yang dibuang oleh perusahaan raksasa ini ke sungai kampar.
Parameter tersebut sangat mengkhawatirkan apalagi di hilir sungai hidup masyarakat Pelalawan di beberapa desa.
“Dari parameter yang kita ukur dalam pengambilan sampel baik itu PH, Suhu, DHL, TDS, Salinitas, ORP di sekitar Effluent sangat mengkhawatirkan jika di konsumsi oleh masyarakat sekitar sungai terutama masyarakat Desa Sering, dan kKlurahan Pelalawan yang dekat dengan pabrik tersebut,” jelasnya lagi.
Saat kita mengambil sampel untuk warna, bau, dan rasa air juga sangat tidak layak dibuang di sungai berwarna kehitaman dan ada bau semacam bau belerang yang mengisyaratkan ada kandungan logam di dalam air.
Untuk hasil labor sekarang sedang kita pastikan kandungan yang ada dalam sampel air yang kita ambil ungkap Syafii.
Dia juga mengungkapkan, beberapa parameter yang sudah diuji di labor, yakni i TSS, Do, BoD, Cod, amoniak, nitrat, nitrit, sulfida, klorida, fosfat, dan sulfat.
Bahkan dilakukan juga pengujian, logam berat seperti besi, tembaga, timbal, kadmium, seng, mangan, selain itu mikrobiologi seperti ecoli dan lainnya.
“Nanti akan kita dapatkan hasil labor limbahnya. Setelah keluar hasil labor nanti kita akan intens untuk meminta pihak RAPP memindahkan water intake itu. Karena memang tidak circulate, artinya pengelolaan air tidak berkelanjutan. Masa iya, air yang diambil baik, tapi yang dikembalikan tak lagi baik. Bahkan, rusak. Bisa sajakan air rusak ini rusak dikonsumsi masyarakat,” pungkasnya. (wan)
Comments