Falsafah "Manjappal Tubalian Mangalngei Tubagasan" Serta Martabe Hamsiruddin Terpanggil untuk Membangun Paluta
TANGERANG
suluhsumatera : Hamsiruddin Siregar, tokoh masyarakat Paluta, sekaligus pengusaha sukses bidang properti di Ibukota Jakarta, saat ini aktif bidang sosial masyarakat, terpanggil pulang kampung (Pulkam) untuk membangun tanah kelahiran Kabupaten Padang Lawas Utara.
Ada dua hal utama membuat dirinya Pulkam, pertama falsafah nenek moyang, khususnya Batak Angkola "Manjappal Tubalian Mangalngei Tubagassn".
Kemudian semboyan mantan Gubernur Sumatera Utara, Alm. Raja Inal Siregar Marsipature Hutanabe (Martabe).
Hal ini disampaikan Hamsiruddin yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Parsadaan Masyarakat Padang Lawas Utara (ParPaluta) saat bincang tipis-tipis bersama host Erman Tale Daulay, di area pergudangan RCM Grup Tangerang Banten, Senin (11/12/2023).
“Manjappal tubalian mangalngei tubagasan, (berkarier di tanah rantau, kemudian berbagi ke kampung halaman). Artinya, berpesan pada kaum muda bila mana nanti pergi merantau ke ibu kota, setelah berhasil kembali kemampung halaman untuk membangun,” kata Hamsiruddin yang juga Presiden Direktur PT. RCM Grup ini.
Kemudian hampir sama artinya, yakni Martabe yang digaungkan Alm. Raja Inal Siregar, juga berpesan yang sudah berhasil di ibukota kembali lah ke kampung untuk membangun kampung masing-masing.
“Ini yang membuat saya terinspirasi. Maka ketika saya pulang kampung 10 tahun lalu, sebagai Presdir PT. RCM grup langsung membuka lapangan kerja dengan membuka properti perumahan kurang lebih 250 unit di Paluta. Ketika saat itu pas pertama buka, saya buat spanduk dan umbul-umbul Martabe jilid II. Kenapa? Karena Martabe jilid I sudah milik orang tua kita Alm. Raja Siregar, maka kita buat Martbe jilid II,” ucapnya.
Disoal usaha bidang properti, Hamsiruddin mengaku tidak hanya membangun di Paluta, tetapi sudah terlebih dahulu di daerah Jabodetabek, sudah terbangun sekira ratusan ribu unit rumah di 60 titik lokasi lengkap dengan fasilitasnya.
Selain bisnis, ia juga membangun wisata air (waterboom). Ini muncul, setelah membangun 250 unit maka lahir ide lagi bagaimana Paluta lebih maju.
“Maka saya lihat sarana bermain di Paluta itu kurang, boleh dikatakan yang resmi tidak ada, di Sidimpuan ada, di daerah Rantauparapat ada, maka terpikir untuk membangun waterboom yang tujuannya untuk memajukan Paluta, sekaligus merekrut tenaga kerja. Kemudian Paluta ini ada ikon diluar Candi Portibi, apalagi sehingga kita bangunlah waterboom RCM ini sehingga saat ini sudah datang dari berbagai daerah ke Paluta ini,” paparnya.
“Jadi kalau bicara bisnis, bukan di Paluta ini tempatnya, tapi itu tadi, niat saya terpanggil untuk membangun tanah kelahiran saya Paluta,” bebernya.
Disamping itu juga, untuk membangun Paluta ini juga tidak soal bisnis tetapi harus aktif dibidang sosial. Maka kata dia, dibentuk organisasi daerah, namanya Parsadaan Siregar Boru Babere (PSBB), didirikan tokoh-tokoh Siregar di Jakarta dan ia didapuk sebagai ketua umum.
Seiring berjalan waktu kurang lebih lima tahun bergerak pada bidang sosial, bantuan bagi mahasiswa yang kurang mampu dan sosial lainnya dibuat.
Setelah itu, berdiri lagi organisasi Parpadang Bolak Tenggara (Parpateng) dan saat ini ParPaluta.
“Untuk Parpateng juga saya terpilih aklamasi sebagai ketua umum dan setelah saya terpilih sebagai Ketua ParPaluta, saya tinggalkan Parpateng dan kita kasih pada generasi baru.
Dan selama saya memegang Parpateng ini, kegiatan sosial sudah banyak kita buat, termasuk 50 yatim piatu kita buat bea siswa di 14 desa dan 2 kecamatan, serta kegiatan sosial lannya,” imbuhnya.
“Intinya, alhamdulillah saat ini saya dikasih Allah rezeki maka saya ingin berbakti pada tanah kelahiran. Dan saya memperoleh ini semua berkat bimbingan seorang pengusaha etnis Tiongho dari Jambi. Dia bimbingan saya, dan saya punya perinsip bekerja jujur, dan ilmunya itu saya ambil. Maka alhamdulillah RCM ini sudah kurang lebih 10 tahun mulai bergerak dari bawah hingga seperti saat sekarang ini,” ujarnya.
Terkait politik sambunya, adanya desakan masyarakat Paluta khususnya para perantuan agar Hamsiruddin maju sebagai Balon Bupati di Paluta. Ia menegaskan, awalnya tidak menjadi niatan, namun seiring waktu perkembangan Paluta ada kekurangan bukan berarti tidak ada pembangunan, tetapi namanya manusia masih kurang, sehingga ia merasa terpanggil sesuai apa yang diinginkan masyarakat.
“Sehingga ini sebuah amanah, maka insyaallah ikut nanti berkonsentasi di Pilkada Paluta 2024,” pungkasnya.
Intinya, Hamsiruddin Siregar Putra kelahiran Desa Naga Saribu, Paluta ini balik kampung untuk membangun daerah kelahiran yang lebih baik dan tidak untuk mencari uang, tetapi membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat Paluta itu harapannya. (hrp)
Comments