Hengky Primana: Candaan Dasco Bukan Sindiran, Politik Butuh Cair dan Persatuan
JAKARTA
suluhsumatera : Founder Millennial Activist Institute, Hengky Primana menegaskan, candaan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, soal “logo kancil” bukanlah sindiran kepada PSI maupun pihak lain, melainkan bagian dari komunikasi santai dalam forum kreatif anak muda.
Menurut Hengky, publik harus memahami konteks saat candaan tersebut dilontarkan. Dasco saat itu berada di forum Gekrafs, bukan panggung politik formal, sehingga humor wajar untuk mencairkan suasana.
“Pak Dasco hanya ingin mencairkan suasana, tidak ada niat menyerang siapa pun, apalagi PSI. Ini guyonan ringan agar forum tidak tegang, dan publik harus bisa membedakan mana komunikasi kreatif dan mana yang serius,” ujar Hengky dalam keterangannya, Senin (21/7/2025).
Hengky menilai, cara Dasco berkomunikasi dengan santai menunjukkan dirinya sebagai politisi adaptif dan komunikatif, dekat dengan anak muda, dan mampu menjembatani ruang dialog lintas kelompok.
Lebih dari itu, Hengky mengingatkan publik akan peran besar Dasco dalam membangun rekonsiliasi nasional, termasuk saat mempertemukan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto pasca Pemilu 2019.
“Kita tidak boleh lupa, Pak Dasco adalah salah satu aktor kunci yang mempertemukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo setelah pemilu yang panas waktu itu. Itu bukan pekerjaan kecil, itu adalah upaya besar untuk persatuan bangsa,” jelas Hengky.
Menurut Hengky, keberanian Dasco membantu menjembatani dua tokoh besar Indonesia adalah bukti kepemimpinan visioner yang lebih mengutamakan kepentingan bangsa ketimbang ego politik.
“Politik itu butuh ruang cair agar tidak jadi medan konflik. Kalau setiap candaan dianggap serangan, ruang diskusi jadi sempit. Kita butuh pemimpin seperti Pak Dasco, yang bisa menjembatani semua pihak dengan cara santai tapi substansial,” kata Hengky.
Sebelumnya, Dasco menjelaskan bahwa candaan “logo kancil” dalam forum Gekrafs hanyalah gurauan spontan tanpa niat menyindir PSI, setelah sejumlah pihak mengaitkan pernyataan itu dengan pergantian logo partai tersebut.
Hengky mengajak publik untuk lebih dewasa dalam menyikapi komunikasi publik agar politik di Indonesia tetap sejuk dan membawa semangat persatuan.
“Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan, dan yang kita butuhkan adalah ruang dialog yang riang, tetapi tetap substantif. Kita perlu memperkuat persatuan bangsa, bukan memperbesar kesalahpahaman,” tutup Hengky. (wan)
Comments