Peduli Pelestarian Orangutan Tapanuli, Organisasi Civil Society Deklarasikan FOKAT
TAPANULI SELATAN
suluhsumatera : Sekelompok organisasi civil society yang aktif di kawasan ekosistem Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) secara resmi mendeklarasikan pembentukan Forum Konservasi Orangutan Tapanuli (FOKAT), Kamis (7/8/2025).
Forum itu dibentuk sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian spesies endemik langka Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) dan habitatnya yang kini kian terancam.
Orangutan Tapanuli diketahui sebagai spesies baru yang berbeda dari orangutan Sumatera dan Kalimantan.
Penemuan itu menjadikan ekosistem Batangtoru sebagai kawasan penting konservasi di Indonesia dan dunia.
Pemerintah Indonesia pun telah menetapkan Orangutan Tapanuli sebagai satwa dilindungi melalui Peraturan Menteri LHK RI No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
“Benar, hari ini kita deklarasikan Forum Konservasi Orangutan Tapanuli atau FOKAT. Forum ini menjadi wadah untuk membangun strategi perlindungan habitat dan orangutan Tapanuli dari berbagai keterancaman, serta menjadi ruang edukasi bagi generasi muda di sepanjang ekosistem Batangtoru,” jelas Hendrawan Hasibuan, salah satu inisiator dan deklarator FOKAT.
Forum yang bertujuan untuk menyatukan para pemerhati lingkungan, pegiat konservasi, akademisi, dan masyarakat luas dalam upaya menjaga kelestarian Orangutan Tapanuli. FOKAT juga menargetkan menjadi garda terdepan dalam memerangi praktik-praktik perusakan lingkungan dan perdagangan satwa dilindungi yang marak terjadi belakangan ini.
“Forum ini terbuka untuk siapa saja. Kami mengajak seluruh lembaga, organisasi civil society, dan perguruan tinggi yang berada di sekitar lanskap ekosistem Batangtoru untuk bergabung. Kepedulian kolektif sangat dibutuhkan untuk melindungi habitat dan spesies yang semakin terancam ini,” tegas Hendrawan.
Ia juga menyoroti berbagai ancaman terhadap habitat orangutan seperti deforestasi akibat aktivitas ekstraktif perusahaan, serta kasus-kasus perdagangan satwa dilindungi yang semakin mengkhawatirkan.
Deklarasi FOKAT ini bertepatan dengan momen menjelang Peringatan Hari Orangutan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 19 Agustus.
“FOKAT diharapkan akan menjadi forum besar yang dihuni berbagai kalangan; dari peneliti, lembaga advokasi, hingga kampus-kampus. Ke depan, forum ini juga akan melahirkan kajian strategis untuk memperkuat upaya perlindungan habitat dan konservasi orangutan Tapanuli,” tambahnya.
Hendrawan menutup dengan harapan bahwa deklarasi ini akan menjadi catatan sejarah penting bagi upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
“Dengan deklarasi hari ini, kita ingin menegaskan bahwa masih banyak pihak yang peduli terhadap keberlangsungan hidup orangutan Tapanuli. Selamat menyambut Hari Orangutan Sedunia, mari kita jaga warisan alam ini untuk generasi mendatang,” tandasnya. (baginda)
Comments