Ruang Kelas SDN 010 di Rohil Ambruk, Murid Numpang di MDA dan Sebagian Belajar di Luar
TANAH PUTIH
suluhsumatera : Miris, bangunan salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Rokan Hilir (Rohil) sudah tahunan mengalami kerusakan, bahkan dua tahun belakangan beberapa ruangan kelas sudah ambruk.
Sebelum ambruk para murid sudah terlebih dahulu mengungsi ke Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) yang tidak jauh dari lokaos sekolah, karena ruang kelas sudah tidak layak pakai.
Sekolah itu adalah SDN 010 Melayu Besar, Kec. Tanah Putih Tanjung Melawan, Kab. Rokan Hilir (Rohil).
Prihatin atas kondisi itu, pada Jumat (14/02/2020) siang, Babinsa Melayu Besar Koramil 02/TP, Koptu. Boiran dan Kopda. PA Simanjuntak turun ke lokasi untuk memastikan bangunan yang sejak 2015 lalu sudah tidak ditempati itu.
"Sebelum sekolah tersebut ambruk, para pelajar dan guru sudah pindah menumpang belajar di MDA, informasi yang kami peroleh, bangunn ini ambruk pada 2018 lalu," terang Koptu. Boiran.
Dia menyebutkan, jumlah siswa-siswi SDN 010 itu sekitar 135 orang. Menurutnya, sejak 2015 hingga kini aktifitas belajar siswa menumpang di MDA dan yang hanya memiliki 3 ruang kelas.
Akibatnya, tidak semua murid dapat belajar di dalam ruangan. Mau tidak mau, 3 kelas lainnya terpaksa belajar di luar ruangan dengan ancaman sengatan matahari dan turunnya hujan.
Lebih jauh Boiran mengatakan, bangunan sekolah itu ambruk dikarenakan terbuat dari papan dan sudah tua. Kondisi itu sebut dia, diperburuk dengan seringnya terendam banjir dan tekstur tanah gambut membuat bangunan cepat lapuk.
"Harapan kami selaku Babinsa, semoga pemerintah segera membangun kembali ruangan belajar di SDN 010 itu," harapnya.
Kepala SDN 010 Melayu Besar, Yurianti, SPd yang dikonfirmasi wartawan via selulernya membenarkan kondisi tersebut. Pihaknya juga sudah melaporkan dan mengusulkan agar pemerintah kembali membangun sekolah yang baru 2 tahun ia pimpin tersebut.
"Alhamdulillah, informasi yang kami terima dari dinas, tahun ini akan dibangun 6 kelas. Insya Allah Maret atau April ini.
Sebenarnya tahun 2019 sudah dibangun, tapi gagal dan hanya 3 ruangan, kami minta sekalian aja 6 ruangan," pungkasnya.
Dia juga membenarkan sejak 2015 lalu, proses belajar mengajar menumpang di MDA yang jaraknya dengan lokasi SD tersebut bekisar 500an meter.
Tiga kelas berada di dalam ruangan, tiga kelas lagi terpaksa belajar mengajar di luar ruangan. Panas terik dan hujan pun tidak terhindarkan.
"Kelas 1, 5 dan 6 di dalam ruangan, sementara kelas 2, 3 dan 4 belajarnya di luar. Ya lumayan panas juga, untungnya sekolah MDA dikelilingi pohon sawit," akunya.
Dia berharap proses pembangunan gedung sekolah itu segera dilakukan, agar proses belajar mengajar kembali normal dan minat murid pada tahun ajaran baru, kembali meningkat.
"Harapan kami, kalau bisa dibangun semua kelas, karena seumur umur kami tak ada sekolah, dan sekolah itu (yang ambruk) merupakan swadaya masyarakat dulunya. Mudah-mudahan di bulan Maret atau April nanti sudah teralisasi," harapnya. (bud)
Comments