Swangro Lumbanbatu: Pemerintah Hanya Bahas Babi Milik Peternak Kecil
MEDAN
suluhsumatera : Heboh isu pemusnahan ternak babi kembali menjadi perbincangan seiring aksi damai #savebabi yang digelar oleh sekelompok masyarakat ke DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan, Senin (10/02/2020) kemarin.
Aktifis GMKI, Swangro Lumbanbatu, ST, MSi mengatakan, kasus kolera babi menjadi isu utama di Kota Medan dan di Sumatera Utara, karena sangat minim publikasi dari pemerintah mengenai apa yang sudah dilakukan terhadap perusahaan peternakan babi berskala ekspor.
"Yang ada, sosialisasi dan upaya-upaya penanganan justru senantiasa mengekspos lokasi-lokasi peternakan yang dikelola keluarga," kata Swangro kepada wartawan, Selasa (11/02/2020).
Swangro tidak menyalahkan kalau yang diekspos misalnya penyemprotan disinfektan pada kandang-kandang babi yang dikelola keluarga. Tetapi kata dia, kenapa upaya-upaya ataupun ekspos yang sama tidak dilakukan terkait aksi pencegahan yang dilakukan pada perusahaan besar.
"Jangan diperlakukan mereka seolah sangat eksklusif, sehingga komunikasi apapun soal ternak babi, tidak langsung dianggap hanya untuk kalangan peternak babi yang dikelola keluarga," imbuhnya.
Dikatakan, banyaknya masyarakat yang ikut dalam aksi ini tidak terlepas dari buruknya komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, khususnya kalangan masyarakat peternak kecil.
Menurutnya, setiap kali ada isu penyakit babi seperti kolera babi kemarin, yang selalu menjadi sorotan terkesan hanya peternak kecil yang hanya beternak untuk kebutuhan ekonomi keluarga.
"Mereka-mereka inilah yang memang merasa paling rentan, karena mata pencaharian mereka terancam," paparnya.
Hal ini menurut Swangro bertolak belakang dengan pembahasan soal isu-isu penyakit ternak babi yang menyasar peternak dengan skala besar.
Padahal menurutnya, penyakit yang mewabah tersebut berpotensi muncul akibat perdagangan dalam skala besar yang biasanya dilakukan lintas daerah, bahkan lintas negara.
"Artinya bisa saja wabah itu terbawa oleh perdagangan ternak babi lintas daerah. Makanya perusahaan-perusahaan besar sebut saja misalnya PT. AN yang skala peternakannya mencapai ribuan ekor babi itu juga harus menjadi sorotan. Sehingga tidak ada kesan pilih-pilih dan itu disampaikan kepada kepada masyarakat," timpalnya.
Swangro mengajak masyarakat Sumut khusus pecinta konsumsi daging babi agar jangan takut karena virus tersebut tidak dapat terjangkit ke tubuh manusia.
"Namun kita tetap harus waspada," pungkasnya.
Apalagi sebut dia, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, juga menyatakan bahwa virus Hog Cholera tidak membahayakan manusia walaupun daging babi yang terjangkit virus itu dikonsumsi. (hrp)
Comments