Dilaporkan Sejumlah Elemen Buang Limbah, DLH Rohil Datangi PKS PT. KAN
BAGAN SINEMBAH
suluhsumatera : Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rohil, Jumat (13/03/2020), mendatangi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. KAN (Genk) untuk melakukan verifikasi kebenaran informasi terkait dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan perushaan tersebut.
Peninjauan itu sebagai tindak lanjut atas pelaporan yang dilakukan sejumlah elemen yang terdiri dari Tim Iinvestigasi L-KPK, PMII Komisariat Kampus STAI Rohil, PAC Pemuda Pancasila Kec. Bagan Sinembah Raya, dan Ikatan Wartawan Onile (IWO) Rohil, beberapa waktu lalu.
Pengamatan wartawan, pihak perushaan terkesan sempat berupaya menutupi kegiatan yang mereka lakukan dengan cara mencoba menghadang pelapor untuk turut masuk. Tidak hanya itu, pihak sekuriti pun terkesan arogan ketika melarang LSM dan media untuk turut dalam kunjungan DLH Rohil itu.
Hal itu diungkap Tim Investigasi L-KPK Rohil, PAC PP Basira, Mahasiswa dari Organisasi Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Stai Rokan Bagan Batu melalui Andri, 39 kepada wartawan, Sabtu (14/03/2020).
Dia mengaku sangat kecewa dengan tindakan tim pengamanan yang sempat mencoba melakukan penghadangan. Padahal kata dia, mereka berangkat dan masuk ke lokasi perusahaan bersamaan dengan tim DLH Rohil.
"Sangat disayangkan tindakan perusahaan yang kurang bersahabat terhadap kami sebagai pelapor. Tetapi kami bersyukur, dengan proses perdebatan cukup panjang akhirnya dengan terpaksa seluruh pimpinan PKS PT. KAN mengizinkan kami untuk ikut serta," kata Andri.
Dilanjutkan, dalam pemeriksaan di lapangan oleh DLH Rohil bersama Tim Pelapor ditemukan adanya pintu pembatas yang terbuat dari besi. Diduga pintu inilah yang digunakan untuk membuang limbah dan mengalirkan ke muara Sungai Gayantri pada saat-saat tertentu.
"Di lokasi tersebut ditemukan besi dengan huruf F sepanjang hampir 1 meter yang diduga sebagai alat pembuka saat mengalirkan limbah cucian pabrik, air kalsium, dan air blowdown boiler, untuk dialirkan ke sungai. Faktanya di lapangan, perusahaan juga belum melakukan pemisahan saluran pembuangan air limbah dan saluran limpasan air hujan di lingkungan pabrik," beber Andri.
Disampaikan, pada 2019 lalu, PKS PT. KAN sudah pernah ditegur oleh DLH Rohil agar menutup pintu besi tersebut secara permanen, karena melalui pintu tersebut limbah dapat dialirkan ke sungai.
"Jelas dengan bukti tersebut perusahaan tidak mengindahkan teguran DLH Rohil dan terkesan melawan, karena apa yang ditegur tidak sama sekali dilaksanakan. Semoga DLH Rohil menilai ini menjadi sebuah catatan untuk ditindaklanjuti atau ini hanya menjadi temuan belaka karena ketidak beranian DLH terhadap perusahaan," paparnya.
Dia meminta kepada DLH Rohil agar menjadikan temuan ini menjadi pelajaran atas tenguran-teguran yang diberikan oleh DLH dan tidak diindahkan oleh perusahaan.
"Kami mengharapkan agar DLH Rohil dapat memberikan sanksi tegas, jangan seperti sebelum-sebelumnya yang terkesan hanya main-main saja, jika memiliki keberanian dan berpihak kepada kebenaran," tegasnya.
Sementara Kepala Bidang Pengawasan DLH Rohil, Syahrul, membenarkan pada 2019 pihaknya telah memberikan teguran agar pintu besi tersebut ditutup secara permanen.
"Mereka telah kami tegur agar menutup pintu tersebut secara permanen tetapi tetap dilanggar," katanya saat membacakan hasil verifikasi di rapat penutup kemarin
Dalam Berita Acara Verifikasi yang dibuat DLH pada poin L. (12) menyebutkan, perusahaan tidak taat atau/tidak melaksanakan ketentuan yang terdapat di dalam sanksi administratif teguran tertulis No. 50 tahun 2019 tertanggal 12 Desember 2019, yaitu menutup saluran pembuangan air limbah yang tidak melalui Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang ditentukan tidak sesuai Izin.
KTU PKS PT. KAN, Khairul mengakui adanya kelalaian, namun hal itu bukan kesengajaan dan membantah terjadinya pencemaran. Menurutnya, saat ini pintu air tersebut sudah ditutup.
"Kalau menurut saya tidak ada pencemaran bang. Karena air yang merembes tersebut adalah air cucian pabrik. Memang warnanya agak gelap, akan tetapi tidak berpengaruh besar pada lingkungan. Hal ini dibuktikan tidak adanya dijumpai ikan yang mati di sepanjang aliran sungai," katanya.
Sementara pengakuan Hutagalung warga Kampung Jayantri, Dusun Harapan Jaya, Kepenghuluan Makmur Jaya, yang biasanya memancing ikan di hilir sungai yang diduga tercemar limbah tersebut mengatakan, kini ikan sudah tidak ada lagi. Menurutnya, air sungai tersebut jernih hanya akhir-akhir ini saja.
"Kemarin-kemarin airnya keruh dan kehitaman," pungkasnya. (bud)
Comments