Selamat Jalan, Prof Bambang Sutrisna Guru Besar Epidemiologi UI Meninggal Dunia Akibat Corona
![]() |
Prof Bambang Sutrisna Guru Besar Epidemiologi UI. (Istimewa) |
Bambang wafat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.
Seperti yang dilaporkan Kompas.com, kabar yang beredar di media sosial, mendiang sempat merawat seorang pasien suspect Covid-19 sebelum menderita sesak napas dan tutup usia.
Hingga kini, hasil pemeriksaan Covid-19 dari tubuh Bambang belum kunjung terbit dari laboratorium.
Mahasiswa kehilangan
Bambang dikenal sebagai profesor yang rendah hati di mata mahasiswanya.
Ia bersahaja dan sopan terhadap mahasiswanya.
Kevin Sidharta mengaku salah satu mahasiswa yang paling kehilangan dengan kepergian Bambang.
Ia tercatat sebagai pembimbing akademik Kevin selama kuliahnya.
"Prof Bambang itu orangnya baik banget gitu dan perhatian. Saya merasa kehilangan sekali," kata Kevin bergetar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (23/3/2020).
"Teman-teman saya juga bilang bahwa Prof Bambang ini sangat baik dan tidak pernah marah," lanjut dia.
Kehilangan yang membenam di sanubari Kelvin bisa dimaklumi.
Terlebih, mahasiswa semester 6 Departemen Epidemiologi, FKM UI itu kini berstatus sebagai penanggung jawab kelas Pengantar Epidemiologi Bencana yang diampu oleh Bambang.
Baru pada semester ini, Kevin berkesempatan diajar langsung oleh Bambang.
Beberapa episode kuliah tatap muka bersama Bambang setiap Jumat pagi harus berakhir pada Jumat (13/3/2020) lalu.
Setelahnya, UI menutup kuliah tatap muka dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh melalui online.
Kevin masih sempat berbincang-bincang dengan Bambang dalam mempersiapkan kelas online itu.
Ia sempat membimbing sang profesor menggelar kuliah jarak jauh.
Tak pelit ilmu
Jumat (20/3/2020) jadi hari yang tak disangka Kevin sebagai kuliah terakhirnya bersama Bambang.
"Orangnya suka sharing-sharing pengetahuan. Misalnya saat awal-awal Covid-19 di China, di Wuhan, Prof ngasih kami jurnal tentang apakah Covid-19 bisa transmisi dari ibu hamil ke janinnya," kenang Kevin.
"Dia memberitahu waktu masih kuliah di kelas. Lalu, untuk versi lengkapnya dia kirimkan ke kami melalui WhatsApp, lewat saya," ia menuturkan.
Bambang tak pelit ilmu.
Kevin bercerita, sang begawan epidemiologi tersebut senang berdiskusi dengan para mahasiswa di kelasnya.
Ketika menyelenggarakan kuliah secara online pun, ia tak banyak ambil peran berceramah.
Ia mempersilakan mahasiswanya bertukar isi pikiran dengan dirinya secara virtual waktu itu.
Menurut Kevin, hal itu tak terlepas dari watak Bambang yang memang gemar mengapresiasi seseorang.
Sesuatu yang membuat Bambang menyandang predikat sebagai salah satu dosen favorit di kampus dan dengan ingatan itulah ia dikenang mahasiswanya.
"Setiap saya mengirim tugas satu kelas atau apa pun itu, Prof Bambang suka balas e-mail saya. Ia bilang, 'Sukses terus, ya, Kevin'..."
Jelang kepergiannya yang tak disangka-sangka, Bambang juga masih sempat melampirkan apresiasi pada seluruh mahasiswanya.
Pesan yang mungkin kini dikenang sebagai isyarat pamitnya sang guru besar.
"Terakhir mengajar pada Jumat (20/3/2020). Mestinya jam 08.00-09.40, tapi saat itu hanya setengah jam saja kelasnya," ujar Kevin.
"Seusai kelas, via WhatsApp Prof (sapaan Profesor Bambang) bilang, nih, terima kasih banyak, ya, Kevin dan kawan-kawan atas partisipasinya," lanjut dia, membacakan pesan terakhir Bambang di ponselnya dengan suara bergetar.
Comments