Data BST Amburadul, di Labusel Ada Kadus, Istri, dan Tiga Anaknya Terdaftar Sebagai Penerima
KAMPUNGRAKYAT
suluhsumatera : Bantuan Sosial Tunai (BST) yang dikucurkan Kementerian Sosial terhadap warga miskin terdampak Covid-19 di Kab. Labusel, ditengarai datanya bermasalah.
Selain diwarnai banyaknya keluhan warga yang merasa layak menerima namun tidak masuk dalam daftar, banyak pula bantuan yang diduga tidak tepat sasaran.
Di Kec. Kampungrakyat, seorang kepala dusun di Desa Tanjung Selamat, masuk dalam daftar penerima BST. Bukan hanya itu, istri, dan tiga anaknya yang masih bersekolah pun turut terdaftar.
Permasalahan itu pun menjadi sorotan ditengah masyarakat. Apa lagi, banyak warga kurang mampu yang mengalami himpitan ekonomi, akibat pandemi Covid-19, namun justru tidak menerima.
Kepala Desa Tanjung Selamat, Kiki yang dikonfirmasi para wartawan, Selasa (19/05/2020), membenarkan informasi itu. Menurutnya, Kepala Dusun Aek Kalubi, Zikri Lubis di desanya masuk dalam daftar penerima BST sebesar Rp600 ribu per bulan.
"Memang benar ada salah satu kepala dusun kita yang masuk daftar penerima BST. Selain beliau, istri dan anaknya juga," ungkapnya.
Disebutkan, karena status yang bersangkutan sebagai kepala dusun, sehingga permasalahan ini pun menjadi sorotan. Namun kata dia, kepala dusun tersebut berniat mengalihkan BST itu kepada warga yang layak menerima.
"Karena mau dikembalikan juga nggak tahu kemana. BST nya juga belum diambil, masih di Kantor Pos. Rencananya yang bersangkutan mau menyerahkan bantuan tersebut kepada warga yang layak menerima," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dusun Aek Kalubi, Zikri Lubis yang dikonfirmasi pun mengakui masuknya namanya, istri, dan tiga anaknya sebagai penerima BST. Dia juga terkejut dan heran serta tidak mengetahui mengapa mereka masuk dalam daftar tersebut.
Zikri mengaku tidak pernah mendaftarkan diri atau memasukkan dalam data serta tidak mengetahui tahun berapa pendataan dilakukan. Selain ia dan keluarganya, menurutnya nama lain yang terdaftar sebagai penerima di dusun yang dipimpinnya itu pun bermasalah.
Dijelaskan, pada tahap pertama ada tiga warganya yang masuk daftar penerima, kemudian tahap kedua bertambah 12 orang lagi. Menurutnya, keluarganya masuk dalam data penerima yang kedua.
"Selain saya, penerima lainnya di dusun saya pun ada permasalahan, diantaranya satu orang ada yang sudah meninggal dua tahun lalu masih terdaftar, yakni atas nama Karni. Selain itu ada juga pnerima yang dobel atas nama Sumini, meskipun NIK nya berbeda, namun alamatnya sama," timpalnya.
Zikri mengaku tidak tahu mau berbuat apa atas BST tersebut. Menurutnya, hingga kini bantuan tersebut masih belum dicairkan dari Kantor Pos.
"Saya masih bertukar pikiran dengan kawan-kawan, BST ini mau diapain. Rencananya mau diambil dan diberikan kepada warga berhak, namun belum tahu apakah bisa atau tidak," tandasnya. (sya/*)
Comments