Memilukan, Dua Hari Sebelum Menikah, Wanita Ini Tewas Ditembak Mati Penguntit
suluhsumatera - Seorang gadis berusia 19 tahun di Uttar Pradesh, India, ditembak mati sang penguntit dua hari sebelum dia menikah.
Si pelaku, Saagar Thakur, membunuh korban dan ayahnya yang berasal dari kasta Dalit karena kesal lamarannya ditolak mentah-mentah.
Insiden itu terjadi di kota Meerut pada 27 Juni, ketika korban bersiap menggelar perayaan pra-pernikahan dengan si penguntit masuk dan menembak membabi buta.
Pengawas Polisi Meerut, Akhilesh Narayan Singh, menyatakan bahwa Saagar dan temannya memasuki rumah si gadis 19 tahun, Anchal, pada tengah malam.
"Anchal dan dua anggota keluarganya tertembak, sementara yang lainnya berhasil menyelamatkan diri," jelas Singh seperti dilansir Gulf News Minggu (5/7/2020).
Si gadis tewas di tempat, sementara ayahnya mengembuskan napas terakhir ketika mendapat perawatan di rumah sakit. Saudaranya juga mengalami luka tembak.
Si kakak, Aman, kepada polisi mengungkapkan bahwa adiknya itu ditembak mati karena menolak lamaran yang dilayangkan si penguntit.
"Saagar ingin menikahi Anchal, namun dia ditolak. Pada 27 Juni malam, dia dan temannya datang ke rumah kami," jelas Aman.
Awalnya, Saagar mendesak Anchal agar tidak jadi menikah, sebelum melepaskan tembakan yang membunuh gadis 19 tahun itu dan ayahnya.
Pengguna Twitter merespons kabar tersebut dengan menyuarakan keprihatinan akan tidak amannya perempuan di India, terutama di Uttar Pradesh.
"UP adalah tempat paling tidak aman untuk tinggal. Seseorang tentu berpikir bakal ada perubahan. Namun nyatanya tidak," jelas netizen.
Kepolisian langsung memproses pembunuhan itu dengan menetapkan lima orang dalam penyelidikan, termasuk ibu Saagar, Rekha.
Saagar dilaporkan menjadi buruan sejak kabur dari lokasi kejadian, dengan polisi menyatakan dua temannya sudah tertangkap.
"Dua pelaku, Neeraj dan Prince, ditangkap. Sementara usaha untuk memburu pelaku utama masih terus dilakukan," jelas polisi dikutip Times of India.
Si pelaku, Saagar Thakur, membunuh korban dan ayahnya yang berasal dari kasta Dalit karena kesal lamarannya ditolak mentah-mentah.
Insiden itu terjadi di kota Meerut pada 27 Juni, ketika korban bersiap menggelar perayaan pra-pernikahan dengan si penguntit masuk dan menembak membabi buta.
Pengawas Polisi Meerut, Akhilesh Narayan Singh, menyatakan bahwa Saagar dan temannya memasuki rumah si gadis 19 tahun, Anchal, pada tengah malam.
"Anchal dan dua anggota keluarganya tertembak, sementara yang lainnya berhasil menyelamatkan diri," jelas Singh seperti dilansir Gulf News Minggu (5/7/2020).
Si gadis tewas di tempat, sementara ayahnya mengembuskan napas terakhir ketika mendapat perawatan di rumah sakit. Saudaranya juga mengalami luka tembak.
Si kakak, Aman, kepada polisi mengungkapkan bahwa adiknya itu ditembak mati karena menolak lamaran yang dilayangkan si penguntit.
"Saagar ingin menikahi Anchal, namun dia ditolak. Pada 27 Juni malam, dia dan temannya datang ke rumah kami," jelas Aman.
Awalnya, Saagar mendesak Anchal agar tidak jadi menikah, sebelum melepaskan tembakan yang membunuh gadis 19 tahun itu dan ayahnya.
Pengguna Twitter merespons kabar tersebut dengan menyuarakan keprihatinan akan tidak amannya perempuan di India, terutama di Uttar Pradesh.
"UP adalah tempat paling tidak aman untuk tinggal. Seseorang tentu berpikir bakal ada perubahan. Namun nyatanya tidak," jelas netizen.
Kepolisian langsung memproses pembunuhan itu dengan menetapkan lima orang dalam penyelidikan, termasuk ibu Saagar, Rekha.
Saagar dilaporkan menjadi buruan sejak kabur dari lokasi kejadian, dengan polisi menyatakan dua temannya sudah tertangkap.
"Dua pelaku, Neeraj dan Prince, ditangkap. Sementara usaha untuk memburu pelaku utama masih terus dilakukan," jelas polisi dikutip Times of India.
Comments