Akhirnya Prabowo Bisa Pergi ke AS Usai 20 Tahun Visanya Diblokir Negeri Paman Sam
Suluhsumatera - Setelah 20 tahun diblokir, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto akhirnya mengantongi visa dari Negeri Paman Sam. Prabowo akan memenuhi undangan ke Amerika Serikat (AS) pada medio Oktober 2020 ini.
Hubungan 'hangat dingin' Prabowo dengan AS berawal saat Prabowo yang sebelumnya menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus serta Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dianggap bertanggung jawab atas penghilangan paksa sejumlah aktivis pada 1997-1998.
Prabowo dicopot dari jabatannya sebagai Pangkostrad pada 1999. Isu pelanggaran HAM menghinggapi Prabowo.
Sejak saat itu, tersiar kabar Prabowo ditolak masuk AS lantaran isu pelanggaran HAM itu. Pada tahun 2000 silam, Prabowo ditolak masuk AS.
Saat itu, Prabowo berencana menuju Amerika Serikat menghadiri wisuda anaknya, Regowo Hediprasetyo atau Didit.
Tidak jelas alasan Departemen Luar Negeri AS menolak visa Prabowo pada waktu itu. Laporan New York Times pada Maret 2014 menyebut Washington sempat menjauhkan diri dari para pendukung Soeharto setelah jatuhnya rezim Orde Baru.
Penolakan itu berlangsung hingga dua dasawarsa lamanya.
Seperti yang dilansir Detikcom, terbaru tersiar kabar Prabowo telah diizinkan lagi untuk masuk ke AS. Kabar tersebut datang dari laporan itu dirilis oleh Politico pada Selasa 6 Oktober 2020.
Dalam laporan tersebut, wartawan Politico Nahal Toosi mengutip sumber Departemen Luar Negeri AS soal pemberian visa ke Menhan Prabowo.
"Departemen Luar Negeri telah memutuskan untuk memberikan visa kepada Menteri Pertahanan PRABOWO SUBIANTO untuk memasuki AS, menurut seseorang yang mengetahui tindakan departemen tersebut," tulis laporan itu.
Toosi juga mengatakan bahwa Prabowo diperkirakan akan berkunjung sekitar akhir bulan Oktober ini.
"Prabowo diperkirakan akan berkunjung sekitar akhir bulan ini. Dia telah lama masuk daftar hitam AS karena dugaan perannya dalam pelanggaran hak asasi manusia sejak beberapa dekade lalu," lanjutnya.
Kendati demikian, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar, mengutip aturan kerahasiaan yang mengatur visa.
Comments