DPRD Asahan Tuding Pelayanan RSU Lina Aek Loba Mengecewakan
ASAHAN
suluhsumatera : Anggota DPRD Asahan, Muhammad Reza Andhika menuding pelayanan Rumah Sakit Umum( RSU) Swasta Lina yang berada di Aek Loba Pekan, Kec. Aek Kuasan, Kab. Asahan, mengecewakan.
Namun tudingan itu dibantah pihak rumah sakit dan balik menuding anggota dewan tersebut yang cari masalah.
Kekecewaan atas buruknya pelayanan RSU Lina, ditulis Reza langsung dalam akun Facebook resmi milik Anggota DPRD Asahan termuda asal Partai Gerindra itu terlihat viral di media sosial, dengan 100 lebih kali dibagikan dan ratusan komentar netizen.
Menurut Reza, saat itu dirinya hendak membawa seorang pasien korban tabrak lari bernama Muhammad Rizki untuk mendapatkan perawatan lanjutan di RSU HAMS Kisaran, Kab. Asahan, pada Jumat (02/10/2020).
Akan tetapi kata Reza, dirinya terkejut dengan biaya perawatan yang dibebankan oleh rumah sakit kepada sang pasien sebesar Rp2,2 juta.
Padahal pasien hanya dirawat di rumah sakit tersebut tidak lebih dari satu jam, termasuk disebut mendapat 15 jahitan di kaki korban yang terluka.
"Saat mau saya rujuk ke Kisaran pakai ambulans milik kami. Pihak RSU ngotot botol infus tidak boleh dibawa, harus membawa perawat kalau mau infus tetap terpasang. Padahal infus itu sudah kami bayar, biaya perawatan serta obatnya mencapai Rp2,2 juta rupiah," ujar Reza, Sabtu (03/10/2020) melalui selulernya.
Selain itu, Reza pun kecewa dengan sikap seorang dokter di rumah sakit tersebut yang ia nilai tidak profesional.
Dia mengakui,kalau dia di bentak bentak dengan nada tinggi oleh sang dokter, karena protes yang dia sampaikan kepada pihak RSU.
"Perawat dan dokter di sana tidak kooperatif. Ditambah lagi salah seorang dokter muda di sana membentak-bentak saya, hanya karena saya mau pasien dirujuk dengan infus tetap terpasang," sebutnya.
Sementara, Humas RSU Lina, Adelina saat dikonfirmasi melalui selulernya, mengaku bahwa tim medis yang menangani pasien kecelakaan atas nama Muhammad Rizki telah menjalankan tugasnya sesuai aturan berlaku.
Adelina juga menuding, semua permasalahan bermula ketika salah satu anggota DPRD Asahan yang ingin membawa pasien ke salah satu rumah sakit di Kisaran dengan menggunakan ambulans pribadi.
Namun kata dia, tanpa ada pengawasan dari tim medis rumah sakit mereka.
"Dia yang buat masalah. Dia ngotot bawa pasien tapi minta infus tetap terpasang. Kami tolak karena kami hanya jalankan peraturan. Undang-undang Kesehatan, infus bisa tetap terpasang asal ada pengawasan dari perawat. Tapi dia tetap terus bersitegang dengan dokter kami," ungkap Adelina yang dihubungi via telepon seluler.
Adelina pun tidak terima bila RSU Lina dinilai ada menaikkan tarif biaya perawatan dan obat-obatan dalam menangani pasien.
"Kalau masalah biaya harga itu sudah murah, sudah kami kurang-kurangi. Tanya aja rumah sakit lain. Dia aja itu yang cari-cari masalah karena kami tolak infus terpasang tanpa ada pengawasan dari perawat kami," jelasnya. (dri)
Comments