Proyek Tambal Sulam Jalinsum Sisumut-Tolan Dikeluhkan Masyarakat
KOTAPINANG
suluhsumatera : Proyek perbaikan jalan dengan cara tambal sulam di ruas Jalan Lintas Sumateta (Jalinsum) Sisumut-Tolan, Kec. Kotapinang, Kab. Labusel, dikeluhkan sejumlah kalangan, salah satunya Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Labusel, Abdullah Situmorang.
Pasalnya, proyek perbaikan jalan nasional dengan cara tambal sulam yang sedang dikerjakan mulai dari Simpang Proyek, Desa Sisumut, Kec. Kotapinang hinga Simpang Air Merah, Desa Pekan Tolan, Kec. Kampungrakyat, membuat lalu lintas terganggu, bahkan membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Sebab, sudah sebulan lebih pemotongan badan jalan yang telah dilakukan masih belum dilapisi aspal, sehingga mengganggu aktifitas lalu lintas di sepanjang lebih kurang 2 Km ruas jalan tersebut.
"Sudah sebulan lebih belum dilakukan pengaspalan. Lubang-lubang akibat pemotongan badan jalan sangat mengganggu," ungkap Abdullah kepada wartawan, Jumat (09/10/2020).
Dikatakan, pemotongan badan jalan rusak yang dilakukan di kawasan itu menciptakan lubang-lubang cukup dalam dan panjang.
Parahnya, lubang-lubang itu hanya dibiarkan begitu saja tanpa pengaman dan papan pemberitahuan, sehingga kerap menimbulkan kemacetan dan perselisihan sesama pengemudi.
Lambatnya penambalan ulang badan jalan yang dibongkar menurutnya, membuat kawasan itu menjadi rawan kemacetan.
Tidak hanya itu kata dia, dalamnya lubang pengorekan membuat lokasi proyek juga menjadi rawan kecelakaan lalu lintas.
"Banyak sopir angkutan mengeluh kepada kami. Sering kali pengendara nyaris celaka, karena saling memilah badan jalan yang masih bagus untuk dilintasi. Belum lagi kerusakan kendaraan yang ditimbulkan," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD KNPI Labusel itu mendesak Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Sumut untuk memberi peringatan kepada rekanan karena sembrono dalam mengerjakan proyek.
Dia mengatakan, sebagai organisasi angkutan darat mereka sangat mendukung pembangunan infrastruktur yang dilakukan, namun tidak mengabaikan dampak buruk yang dirasakan masyarakat.
"Harusnya dalam satu kali 24 jam rekanan sudah menimbun lubang tersebut agar tidak mengganggu arus lalu lintas. Jangan mentang-mentang ini proyek nasional mereka jadi suka-suka," imbuhnya.
Abdullah pun curiga proyek tersebut dikerjakan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Sebab pada titik lain proyek tersebut yang baru selesai dikerjakan, tepatnya di Jalinsum-Gunung Selamat (Pematang Seleng), Kec. Bilah Hulu, Kab. Labuhanbatu, kini sudah mengalami kerusakan kembali.
"Kabarnya proyek ini dalam pengawasan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, kami minta agar segera dikroscek, karena pada beberapa titik yang sudah selesai dikerjakan beberapa waktu lalu, kini sudah rusak kembali," pungkasnya. (*/sya)
Comments