Jembatan Putus, Warga Desa Sabahatong Palas Kesulitan Bawa Kebutuhan dan Hasil Bumi
PADANG LAWAS
suluhsumatera : Putusnya jembatan darurat Sungai Barumun menuju Desa Sabahatong, Kec. Barumun Baru, Kab. Padang Lawas (Palas), menyebabkan warga dan anak sekolah merasa kesulitan hendak keluar, demikian juga sebaliknya.
Menurut warga setempat, Eddy Hasibuan, Minggu (28/03/2021), terputusnya jembatan darurat hasil swadaya masyarakat itu, karena tidak dapat menahan derasnya air Sungai Barumun saat meluap, akibat intensitas curah hujan sangat tinggi.
Sekadar untuk diketahui, sebut Eddy, jembatan darurat swadaya masyarakat Sabahotang terputus akibat luapan Sungai Barumun ini, bersamaan dengan kejadian banjir bandang Sungai Batang Taris yang menyeret sejumlah rumah warga di Desa Pintu Padang, Kec. Ulu Barumun, pada Jumat (12/03/2021) lalu.
Diterangkan, jembatan darurat Desa Sabahotang ini dibangun atas hasil swadaya masyarakat, setelah jembatan gantung bangunan Pemda Palas disapu Sungai Barumun saat mengamuk, pada Selasa (17/12/2019) atau sekira 1,3 tahun lalu.
Eddy menuturkan, dengan putusnya jembatan akses menuju desa itu, sangat menyulitkan dirinya, anak sekolah, dan warga lainnya hendak keluar.
"Sulit memang, untuk membawa hasil tani, pupuk, kebutuhan pokok, terpaksa saya dan warga lainnya turun ke sungai untuk menyeberanginya," ujarnya.
Bukan hanya itu yang merasa kesulitan, para anak sekolah pun merasakan hal yang sama untuk menyeberangi melewati Sungai Barumun.
"Kasihan sama mereka," tuturnya.
Eddy menambahkan, saat musim hujan dengan intensitas tinggi seperti sekarang, Sungai Barumun tidak dapat dilalui warga.
"Adapun perahu disediakan BPBD Pemda Palas, karena derasnya Sungai Barumun belum dapat dilalui. Warga terpaksa melalui jalan alternatif melewati jalan usaha tani yang dibangun dari anggaran Dana Desa (DD), sehingga berkeliling dan menambah jarak tempuh sangat jauh ke desa tetangga, yakni Desa Sigorbus Julu, Sigorbus Jae dan desa lainnya, begitupun ke ibukota," sambungnya.
Menurut Eddy, ke desa tetangga biasanya hanya menempuh waktu sekita lima menit, sekarang menempuh kurang lebih satu jam.
Harapannya, terwujud jembatan permanen menuju desa mereka. (sutan)
Comments