Terekam Ponsel Ibu-ibu, Dua Bocah Tenggelam Saat Berenang di Demaga Saling Pegangan Tangan
Suluhsumatera - Dua bocah tenggelam di laut saat berenang di Dermaga Karangsari Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar. Keduanya sempat berpegangan tangan sebelum dibawa arus.
Fahir (13) dan Iki (9) merupakan dua bocah malang yang tenggelam di Palabuhanratu tersebut. Keduanya merupakan warga setempat.
Saat kejadian, situasi ombak tidak terlalu besar, beberapa warga yang juga sedang bermain di sekitar lokasi, bahkan menyaksikan langsung saat korban menggapai-gapaikan tangan sampai akhirnya hilang di antara ombak.
“Ada ibu-ibu yang enggak sengaja merekam kejadian itu, dia lagi merekam video anaknya yang sedang bermain air. Jadi awalnya ada tiga anak yang bermain di pinggir, lalu ada ombak besar datang dan menyeret mereka,” kata Rina, warga sekitar melansir Pojoksatu, Minggu (7/2/2021).
Adapun kronologi kejadian tenggelamnya dua bocah ini sebagai berikut.
Minggu pagi (7/3) sekitar pukul 06.45 WIB, saat itu korban Fahir dan Iki serta Dimas berenang di lokasi kejadian.
Ombak pertama datang menyeret ketiganya, Dimas bersusah payah menyelamatkan diri dibantu warga, saat itu korban Iki sempat berusaha menyelamatkan korban, namun nahas ombak kembali datang dan menyeret keduanya.
“Yang kecil sempat nolong, tapi ombak yang datang besar akhirnya mereka terbawa ke tengah. Mereka sempat menggapai-gapaikan tangan, namun timbul tenggelam lalu hilang,” ujar Rina.
Sementara itu, Dayat (57) ayah kandung korban Fahir menceritakan putranya pamit dari rumah sekitar pukul 05.30 WIB untuk pergi ke masjid.
Pulang dari masjid, korban kemudian berpamitan untuk ke rumah temannya.
“Saya enggak tahu dia pergi berenang, hanya bilang mau ke rumah temannya. Kalau ibunya tahu dia mau ke pantai mau merendam tangannya yang gatal-gatal, saya sama sekali enggak tahu kalau tahu saya pasti larang,” kata Dayat.
Dayat setia menunggu di lokasi pencarian putranya, ia berharap putranya itu bisa ditemukan. Ia juga melihat langsung situasi ombak tengah pasang.
“Harapan saya anak bisa ketemu, namun saya juga paham situasi gelombang tinggi. Bagaimanapun nasib anak saya nanti, saya sudah pasrah sudah menerima tapi saya berharap bisa ditemukan,” tutur Dayat.
Dayat juga mendapat cerita dari orang yang melakukan pencarian putranya. Fahir sempat berpegangan ke batu, namun saat akan diraih tubuhnya lepas dan hilang terbawa gelombang.
“Tadi ada penyelam yang cerita, anak saya berpegangan ke batu. Ketika dipegang tangannya licin, datang ombak hilang lagi,” jelasnya.
“Katanya mungkin kalau anak saya pakai baju masih bisa dibawa, tapi posisinya anak saya enggak pakai baju makanya licin,” katanya.
“Penyelamnya juga minta maaf ke saya, tapi bagaimanapun saya sadar, kondisi ombak memang besar,” katanya lagi.
Dan hingga Minggu sore (7/3), kedua bocah ini belum berhasil ditemukan oleh tim Basarnas yang melakukan pencarian.
Comments