Peringati Hari Buruh, Gubernur Sumut: Saya Ingin Setiap Gerakan Ada Gunanya
MEDAN
suluhsumatera : Hari Buruh di Indonesia mulai diperingati sejak 1920 silam, setelah kongres dunia di Prancis menetapkannya pada 1889.
Sejarah ini merupakan catatan penting terhadap gerakan kelas pekerja dalam menuntut kesejahteraan.
Hal itu diungkapkan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi saat memfasilitasi Peringatan Hari Buruh Sedunia (May Day) di Aula Tenku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Sabtu (1/5/2021).
Acara tersebut dimeriahkan dengan berbagai kegiatan olahraga, sosial dan kesehatan.
Turut mendampingi Gubernur, Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut Baharuddin Siagian, Kepala Dinas Kominfo Sumut Irman Oemar serta sejumlah pejabat lainnya.
Hadir diantaranya Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Wakapolda Sumut Brigjen. Pol. Dadang Hartanto, mewakili Pangdam I/BB, Pangkosek, Danlantamal, Kejati Sumut, Ketua DPD KSPSI Sumut CP Nainggolan, dan Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Sumbagut Panji Wibisana serta seratusan perwakilan serikat buruh/pekerja di Sumut.
Gubernur pada kesempatan itu mengingatkan agar buruh memahami diri dan profesi, serta seperti apa gerakan yang dibangun untuk tujuan bersama, yaitu kesejahteraan.
Sebagaimana pada tema Hari Buruh kali ini yakni, Mayday Recover Together, Bersinergi dan Berinovasi Membangun Sumut Bermartabat. Sehingga perlu ada sinergi antara penguasa (pemerintah), pengusaha, dan pekerja.
"Seperti penentuan upah, jika penghasilannya kecil pasti tak akan cukup. Ketidakstabilan ekonomi kemudian akhirnya menimbulkan gejolak dan demonstrasi. Kalau di Eropa, pengusahanya menyalahi aturan sesuai tuntutan hidup layak (upah buruh), bisa didemo. Tetapi upah minimum itu ada hitungannya, harus jelas. Makanya perlu kita duduk bersama," jelas Edy.
Selain itu, ia juga mengapresiasi kegiatan peringatan Hari Buruh yang berlangsung meriah di Sumut.
Hanya saja, selain peringatan selayaknya perayaan itu, perlu diperkuat dengan membangun gerakan yang lebih berguna.
"Saya ingin setiap gerakan ada gunanya. Jadi tidak hanya sekadar teriak-teriak. Kalau boleh May Day ini tidak harus hanya 1 Mei saja diperingati. Tetapi bagaimana dibuat beberapa hari kegiatan yang sifatnya duduk bersama dan menganalisis kondisi kekinian dan rencana kedepan," pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumut Baharuddin Siagian melaporkan, pelaksanaan kegiatan peringatan Hari Buruh berjalan baik dan dirinya mengungkapkan apresiasi Gubernur kepada para buruh yang menjadikan momentum kali ini kondusif dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
"Pesan Gubernur juga agar ada analisis dan diskusi dengan pakar dan pekerja, apa yang harus kita buat untuk perbaikan kesejahteraan buruh di Sumut. Tentu ini jadi catatan penting agar 2022 bisa kita lakukan dengan baik, sehinga sentuhan pemerintah kepada buruh tidak hanya sebatas slogan," katanya, yang kembali mengingatkan agar perusahaan memberikan THR paling lambat H-7 Lebaran.
Sedangkan dari pihak buruh, Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hari Buruh di Sumut, Parulian Sinaga merasa bersyukur karena Pemprov Sumut memfailitasi kegiatan peringatan yang mereka gelar.
Sebab menurutnya, acara seperti ini baru terjadi di provinsi ini, apalagi semua hadirin dapat bertatap muka langsung dengan Gubernur.
"Kami sangat bersyukur bisa diterima langsung oleh Gubernur Sumut. Dengan begini kami bisa menyampaikan aspirasi kami, seperti rencana pembangunan Balai Latihan kerja (BLK) untuk para buruh. Besar harapan kami itu bisa diwujudkan oleh Pak Gubernur kita. Sekali lagi terimakasih banyak kepada Pemprov Sumut yang mau memfasilitasi kegiatan peringatan kali ini," jelasnya. (*)
Comments