Akankah Masyarakat Rasakan Manfaat Pengembangan Wisata Toba?
SIMALUNGUN
suluhsumatera : Danau Toba saat ini telah ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Bukan tanpa sebab, Danau Toba menawarkan keindahan alam menakjubkan hingga ditunjuk menjadi ikon pariwisata Indonesia berbasis alam oleh Kemenparekraf RI.
Hal itu menjadikan Danau Toba sebagai peluang investasi bagi pengusaha pariwisata, baik dalam maupun luar negeri, untuk mengembangkan berbagai fasilitas dan layanan wisata, mulai dari perhotelan, layanan wisata alam, wisata budaya hingga wisata kuliner.
Keberadaan investor asing ini dapat meningkatkan kualitas dan daya tarik wisata Danau Toba, namun di lain sisi, hal ini dapat pula menggeser keberadaan warga lokal, dan ada kekhawatiran bila mereka hanya mampu menjadi penonton dalam hiruk-pikuk pengembangan pariwasata Danau Toba tersebut.
Sudah sewajarnya masyarakat setempat menjadi pihak utama yang diuntungkan dari pariwisata di tanah kelahirannya.
Sebagai bagian dari Danau Toba, masyarakat setempatlah yang harus menjadi aktor utama dalam mempromosikan identitas asli yang dapat menjadi daya tarik pengunjung.
Namun, akankah masyarakat lokal dapat berkompetisi dengan pengusaha asing dalam pengembangan destinasi wisata Danau Toba?
Wakil Bupati Sumalungun, H. Zonny Waldi menuturkan, dalam upaya pengembangan DPSP, berbagai perbaikan dan pembangunan infrastruktur telah dilaksanakan untuk memudahkan wisatawan menikmati wisata di Danu Toba.
Disisi lain, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan yakni, perlunya pengembangan masyarakat dan komunitas lokal sebagai pendorong serta pendukung utama berbagai program juga layanan wisata.
Wakil Bupati Simalungun itu melanjutkan, masyarakat Toba perlu dibina untuk mengembangkan usahanya secara mandiri hingga dapat beriringan mengembangkan pariwisata sesuai dengan yang telah oleh dicanangkan pemerintah pusat.
"Merupakan tanggung jawab bersama untuk mendukung pariwisata dan menyiapkan masyarakat lokal menghadapi kompetisi di bidang usaha dengan pengusaha asing, dengan menguatkan citra usaha masyarakat Toba, maka pengembangan pariwisata dapat diwujudkan dengan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat," papar Zonny.
Saat ini, masyarakat banyak menggantungkan hidupnya dari budidaya perikanan, pengolahan ikan hasil tangkapan dari perairan Danau Toba, hingga warung-warung makanan dan minuman yang tersebar di berbagai wilayah di kawasan Danau Toba.
Banyak dari masyarakat yang mulai merasa khawatir dengan rencana pemerintah akan DPSP ini, terlebih dengan akan datangnya pihak asing yang berinvestasi dibidang pariwisata di kawasan Danau Toba.
Salah seorang pedagang, Evi Maesaroh mengungkapkan, dirinya telah membuka usaha warung makan selama 11 tahun di kawasan Objek Wisata Danau Toba.
Jika nanti ada pihak asing yang masuk dengan membuka hotel-hotel, restoran-restoran, bagaimana dengan usaha miliknya dan para pemilik usaha kecil lainnya, apakah akan tetap laku dilirik orang?
Dengan adanya kekhawatiran tersebut, seluruh pemangku kepentingan di kawasan Danau Toba perlu bekerja sama untuk pengembangan destinasi wisata yang dimulai dari peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar siap dan mampu bersaing memberikan layanan wisata berkualitas.
Usaha ekonomi masyarakat lokal yang telah ada, dapat dikembangkan menjadi ujung tombak pariwisata, tentunya dengan berbagai perbaikan dan peningkatan baik dari sisi layanan maupun aspek lainnya. (syahru)
Comments