Euforia Menyongsong Konferda PGRI Labusel
Oleh : Khailid Nasution, SPdSD
PUJI syukur kehadirat Allah SWT/ Tuhan YME, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Kab. Labusel) masa bakti 2015-2020 telah menjalankan amanah organisasi berdasarkan hasil Konferensi Daerah (Konferda) yang dilaksanakan, pada Kamis 11 Februari 2016, lima tahun silam.
Banyak hal yang telah dilakukan oleh pengurus untuk turut mendukung program Pemkab Labusel dalam bidang pendidikan.
Pengembangan sumber daya manusia berupa peningkatan kompetensi dan professional para guru sebagai fasilitator pendidikan serta peningkatan mutu pelajar/murid sebagai subjek pendidikan, menjadi prioritas utama dalam aktualisasi program kerja PGRI Labusel masa bakti 2015-2020.
Bukan hanya itu, PGRI Labusel sebagai mitra pemerintah dalam bidang pendidikan turut mengambil peran nyata dengan memberikan kontribusi bagi tercapaianya visi dan misi Pemkab Labusel.
Selama lima tahun berjalan, sarat dengan aktivitas kegiatan yang dilakukan, baik skala lokal maupun nasional, diantaranya, peluncuran buku pelajar pada mata pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Inggris) sebagai buku pegangan siswa pada tingkat SD dan SMP, dan seminar pendidikan nasional yang diikuti oleh seluruh guru dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA sederajat berasal dari satuan pendidikan negeri dan swasta di Kab. Labusel.
Kemudian, pelatihan kepemimpinan bagi pengurus PGRI pada tingkat ranting dan cabang di semua wilayah kecamatan, pemberian santunan kepada anak yatim/piatu dari kalangan keluarga guru, pertandingan olah raga dan seni antar guru, dan lain-lain.
Kontribusi nyata tersebut patut diberi apresiasi dan penghargaan. Namun, hal itu tidak menjadi prioritas utama bagi jajaran pengurus PGRI yang memiliki karakter laksana obor pemberi cahaya kehidupan bagi sekitarnya.
Pada akhirnya, amanah lima tahun masa kepengurusan telah selesai dijalankan, walau semangat pengabdian dan pengorbanan tidak pernah padam, bahkan tetap dan terus berkobar akan tetapi aturan yang telah disepakati dalam berorganisasi serta tertuang dalam AD/ART PGRI harus dijalankan, yakni dengan kembali menggelar Konferda PGRI sebagai agenda rutin dilakukan setiap lima) tahun.
Momen ini menjadi salah satu tanggung jawab diakhir masa bakti kepengurusan dan menjadi barometer apakah kepengurusan itu khusnul khotimah atau su’ul khotimah.
Dalam Anggaran Dasar PGRI BAB V Kedaulatan, Pasal 5 menyatakan, "Kedaulatan organisasi ada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh kongres".
BAB XIII Badan Pimpinan Organisasi Pasal 26 ayat 1 menyatakan, "Susunan, proses pencalonan dan pemilihan, Pengurus Besar PGRI, Pengurus Provinsi/ Daerah Istimewa, Pengurus Kabupaten/Kabupaten Administrasi, Kota/Kota Administrasi PGRI ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga".
Kemudian ayat 2 menyatakan, "Masa bakti kepengurusan badan pimpinan organisasi ditetapkan (5) lima tahun”.
Selanjutnya, dalam Anggaran Rumah Tangga BAB XI Pengurus Kabupaten/Kabupaten Administratif/Kota/Kota Administratif Pasal 37 tentang Pemilihan Pengurus Kabupaten/Kabupaten Administratif/ Kota/Kota Administratif, merupakan ketentuan tertulis dan menjadi dasar dilaksanakannya Kongres/Konferda pada semua tingkatan. Aturan ini tentu diingat dan dipahami serta menjadi pegangan segenap pengurus/ anggota PGRI yang taat berorganisasi.
Saat ini, pelaksanaan Konferda PGRI Labusel dengan agenda utama penyampaian laporan pertanggungjawaban PGRI masa bakti 2015-2020, pemilihan pengurus, dan pembahasan program kerja masa bakti 2020-2025, sedang dinantikan oleh segenap lapisan masyarakat pemerhati pendidikan, terkhusus para guru.
Sebab, bagaimana arah pendidikan dan nasib para guru lima tahun kedepan akan diwarnai oleh pengurus dan program kerja yang memiliki keberpihakan kepada guru sebagai ujung tombak pendidikan dengan tetap menjalin hubungan baik dengan pemerintah serta pihak-pihak berkepentingan.
Euforia menyongsong pelaksanaan Konferda PGRI Labusel sudah mulai terasa, pertanyaan seputar kapan dan dimana Konferda akan dilaksanakan mulai menggema di seantero Kab. Labusel.
Kasak-kusuk mengenai apa dan siapa bakal calon pengurus pun sudah menjadi perbincangan hangat dikalangan para guru sebagai anggota pemilik PGRI.
Bahkan sejumlah nama yang akan digadang-gadang sebagai pengurus sudah ada dalam benak mereka. Debat kusir selalu terjadi dimana-mana dan tidak dapat dihindarkan.
Suatu kewajaran dalam tubuh PGRI yang menganut dan memegang teguh azas dan prinsip-prinsip demokrasi, apalagi PGRI adalah organisasi seumuran dengan kemerdekaan negara ini, tentu menjadi hal yang lumrah bila muncul pertanyaan-pertanyaan, terjadi kasak-kusuk hingga perdebatan sebagai representasi kedewasaan dan kegembiraan.
Sebagai penutup saya berharap agar euforia menyongsong Konferda PGRI yang sudah diambang pintu agar disikapi secara arif, bijaksana, dan penuh kedewasaan oleh semua guru baik anggota, pengurus, senior serta sesepuh PGRI.
Pengurus PGRI masa bakti 2015-2020 yang bertanggung jawab dan berkompeten dalam pelaksanaan Konferda agar mempersiapkan serta melaksanakan agenda bergengsi lima tahunan tersebut.
Para pemerhati pendidikan juga diharapkan kontribusinya untuk menyukseskan Konferda secara professional dan proporsional. (*)
Khailid Nasution, SPdSD adalah Sekretaris PGRI Cabang Torgamba dan Ketua KKKS Kec. Torgamba
Comments