DAS di Madina Rusak, Salah Satu Disebabkan Ulah Manusia
PANYABUNGAN
suluhsumatera : Tidak berfungsinya Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagaimana mestinya menyebabkan saluran air terganggu yang berujung pada bencana alam.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mandailing Natal (Madina), Wiwin Ferdiansyah, kepada wartawan, Senin (3/1/2022).
Menurutnya, DAS di Kabupaten Madina, yang semestinya menjadi penahan luapan air saat ini sudah banyak berubah.
Ada banyak penyebab kerusakannya baik secara alami maupun akibat ulah manusia, seperti aktivitas tambang emas ilegal, membuat bangunan di sekitar DAS dan penebangan hutan.
Di Kabupaten Madina sendiri ada enam DAS, yakni DAS Batang Gadis, DAS Batang Batahan, DAS Batang Natal, DAS Batang Tabuyung, DAS Batang Bintuas, dan DAS Batang Toru.
DAS Batang Gadis merupakan DAS terbesar dengan luas 369.963.95 Ha atau sekira 55,88 persen dari luas wilayah Kab. Madina. Keenamnya bermuara ke Pantai Barat, Samudera Indonesia.
Namun Wiwin tidak dapat memastikan DAS mana yang mengalami kerusakan terparah. Ia mengaku tidak memiliki data karena bukan kewenangan Pemkab Madina, melainkan kewenangan provinsi dan pusat.
"Sebenarnya DAS ini bukan kewenangan kita lagi. Jadi kita tidak pernah mendata DAS dimaksud. Sebagian DAS kewenangan provinsi dan ada juga kewenangan pusat," terangnya.
Namun terkait peristiwa banjir beberapa waktu lalu, ia mengatakan hal itu lebih banyak disebabkan adanya penebangan hutan. (ir)
Comments